MARI LAWAN STIGMA NEGATIF TERKAIT COVID-19!

Semarang (03/08/2021) Di tengah wabah COVID-19, muncul satu fenomena sosial yang berpotensi memperparah situasi, yakni stigma sosial atau asosiasi negatif terhadap seseorang atau sekelompok orang yang mengalami gejala atau menyandang penyakit tertentu. Mereka diberikan label, stereotip, didiskriminasi, diperlakukan berbeda, dan atau mengalami pelecehan status karena terasosiasi dengan sebuah penyakit.

Sebagai penyakit baru, banyak yang belum diketahui tentang pandemi COVID-19. Terlebih manusia cenderung takut pada sesuatu yang belum diketahui dan lebih mudah menghubungkan rasa takut pada “kelompok yang berbeda/lain”. Inilah yang menyebabkan munculnya stigma sosial dan diskriminasi terhadap etnis tertentu dan juga orang yang dianggap mempunyai hubungan dengan virus ini.

Perasaan bingung, cemas, dan takut yang kita rasakan dapat dipahami, tapi bukan berarti kita boleh berprasangka buruk pada penderita, perawat, keluarga, ataupun mereka yang tidak sakit tapi memiliki gejala yang mirip dengan COVID-19. Jika terus terpelihara di masyarakat, stigma sosial dapat membuat orang-orang menyembunyikan sakitnya supaya tidak didiskriminasi, mencegah mereka mencari bantuan kesehatan dengan segera, dan membuat mereka tidak menjalankan perilaku hidup yang sehat.

Stigma negatif pada saat covid19 terjadi ada pasien, ODP, PDP serta petugas kesehatan yang menangani pasien covid19. Stigma negatif yang diberikan hanya akan memperparah keadaan baik secara mental maupun pada penyebaran penyakit itu sendiri.

Salma Lubna Fazzata Nalaniya, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro  dari KKN TIM II UNDIP 2020/2021 yang melaksanakan kegiatan KKN di wilayah kelurahan Pleburan. Melakukan program campaign “Mari Lawan Stigma Sosial Covid-19” dengan membuat poster dan PPT dan dikirimkan via daring melalui WhatsApp Group wilayah setempat.

Gambar 1. Desain Poster Campaign “Mari Lawan Stigma Sosial”

Gambar 2. Materi PPT Campaign “Mari Lawan Stigma Sosial”

Mencegah dan menghentikan stigma di sekitar kita tidak sulit bila semua pihak bersatu padu dalam berkomitmen untuk tidak menyebarkan prasangka dan kebencian pada kelompok tertentu yang terkait dengan COVID-19. Dengan adanya campaign “Mari Lawan Stigma Sosial” kita semua dapat ikut berperan untuk meminimalisir stigma negatif tersebut demi upaya bersama menanggulangi pandemi ini.

Penulis: Salma Lubna F.N / S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro
Dosen Pembimbing: Rosyida, S.P., M.Sc