BISNIS ONLINE DI MASA PANDEMI?? Mahasiswa Undip Berikan Inovasi Pengolahan Jambu Biji untuk Ide Bisnis
Semarang (1/8) KKN TIM II Universitas Diponegoro telah dilaksanakan sejak 30 Juni dan akan berakhir pada 12 Agustus 2021. KKN kali ini mengusung tema Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Pandemi Covid-19 yang muncul sejak awal tahun 2020 hingga saat ini memberikan dampak yang sangat merugikan di berbagai sektor, salah satunya sektor pariwisata. Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 yang ditunjukkan dengan bentuk kurva yang cenderung masih menanjak menyebabkan adanya pembatasan jumlah pengunjung di berbagai tempat wisata. Selain itu, adanya pembatasan akses transportasi hingga penutupan objek wisata telah dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisir terciptanya klaster penyebaran Covid -19. Hal ini menyebabkan menurunnya jumlah pengunjung dan berimbas buruk terhadap eksistensi objek wisata tersebut. Kondisi tersebut akan menyebabkan tempat wisata mengalami penutupan karena kebangkrutan dan pada akhirnya akan dibiarkan terbengkalai. Penutupan objek wisata tentunya menjadi kabar buruk bagi warga sekitar yang menggantungkan hidupnya dari pengunjung objek wisata tersebut.
Salah satu objek wisata yang terkena dampaknya adalah Agro Cepoko yang merupakan salah satu potensi daerah unggulan di daerah Cepoko yang memadukan wisata berkebun sembari berbelanja buah. Adanya pembatasan jumlah kunjungan wisatawan hingga penutupan sementara sangat merugikan masyarakat Cepoko yang bekerja di Agro Cepoko. “Warga Cepoko diberi pelatihan untuk bekerja di kebun buah. Pandemi ini sangat merugikan bagi kami, adanya pembatasan jumlah kunjungan menyebabkan omset menurun,” ujar salah satu warga Cepoko, Sabtu (31/07).
Inovasi harus dilakukan untuk mempertahankan eksistensi Agro Cepoko. Salah satu caranya yaitu dengan mengolah buah-buahan untuk menghasilkan suatu produk pangan yang memiliki nilai jual tinggi. Tidak hanya mempertahankan eksistensi Agro Cepoko, pengolahan buah dapat menjadi peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian terutama warga RW 01 Kelurahan Cepoko di masa pandemi seperti saat ini. Warga Cepoko sendiri memiliki beberapa pohon buah yang ditanam di pekarangan yang mana buah yang dipanen biasanya dikonsumsi sendiri atau dijual bila jumlahnya melimpah. Penjualan buah baik dari Agro Cepoko maupun dari kebun milik warga sendiri masih dalam bentuk mentah. Penjualan buah dalam bentuk mentah sering kali mengalami kendala dikarenakan masa simpan buah yang cukup singkat. Dengan adanya pengolahan buah menjadi produk pangan diharapkan menjadi solusi untuk memperpanjang masa simpan buah.
Salah satu produk olahan buah yang dapat dibuat adalah selai jambu. Selai merupakan produk pangan bertekstur kental yang dibuat dari campuran buah dan gula. Bahan yang digunakan untuk membuat selai merupakan bahan yang mudah untuk dicari yang meliputi air, buah jambu, gula pasir, tepung maizena dan jeruk nipis. Proses pembuatannya pun cukup mudah yaitu buah diblender dengan ditambahkan air hingga menghasilkan jus, kemudian disaring. Selanjutnya jus buah ditambahkan gula pasir, tepung maizena dan air perasan jeruk nipis, kemudian dimasak dengan api kecil sembari diaduk sampai mengental. Selain buah jambu, selai dapat dibuat dari buah lain seperti mangga, buah naga, pepaya, sirsak dan sebagainya.
Dengan adanya program ini, diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk mengolah buah-buahan menjadi produk pangan yang dapat memperpanjang masa simpan. Selanjutnya, tujuan dari program ini yaitu dapat menjadi salah satu ide bisnis yang dapat meningkatkan perekonomian warga Cepoko. Dengan demikian, program ini mampu untuk mendukung penerapan SDGs dengan tujuan Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
Penulis: Luthfindar Rizki Ramadhani