Mahasiswa Undip Ajak Warga Kelola Sampah Rumah Tangga
(Bekasi, 04/08/2021) Beberapa tahun terakhir, bencana alam semakin sering terjadi di berbagai belahan dunia. Mulai dari banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, gelombang panas, serta banyak bencana alam lainnya. Tidak hanya itu, kita semakin sering mendengar berita terdamparnya ikan-ikan besar seperti paus di pantai, di mana ketika diperiksa, perut mereka dipenuhi sampah yang dibuang manusia di lautan. Pada tahun 2019, Victor Vescovo, pensiunan perwira angkatan laut dan investor asal Texas, mengatakan dia melihat sampah ketika menyelam hampir 10.928 meter ke sebuah titik di Palung Mariana. Padahal, palung di Samudra Pasifik itu merupakan tempat terdalam di Bumi.
Tidak hanya di dasar laut, sampah plastik juga sudah mencemari air yang kita konsumsi sehari-hari. sebuah studi yang dilakukan di State University of New York of Fredonia, Rabu (14/3) mengungkapkan bahwa air merek-merek air minum kemasan di dunia kemungkinan terkontaminasi partikel plastik kecil. Penelitian ini dirilis oleh Orb Media, sebuah media non profit yang berbasis di AS. Menurut penelitian tersebut, partikel mikroplastik ditemukan pada 93 persen sampel merek air minum terkenal di dunia.
Dengan kondisi lingkungan yang kian hari semakin tercemar, diperlukan usaha secara masif dari berbagai lapisan masyarakat untuk mengurangi sampah plastik yang terbuang ke lapangan terbuka (landfill) atau bahkan ke laut. Tapi sayangnya, kesadaran masyarakat mengenai pemanasan global dan pencemaran lingkungan masih tergolong rendah. Banyak masyarakat yang masih belum mengetahui bagaimana cara mengelola sampah rumah tangga dengan benar. Hal ini akhirnya menggerakkan seorang mahasiswa Universitas Diponegoro, Nafa Aurellia, untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam program KKN yang ia laksanakan.
Manajemen sampah rumah tangga yang buruk dapat disebabkan berbagai hal, mulai dari ketidakpahaman masyarakat, ketidaksadaran akan pentingnya pengelolaan sampah, minimnya fasilitas pengelolaan sampah seperti tempat daur ulang, dll. Di RT 002/014 Dukuh Zamrud, Kelurahan Padurenan, Kecamatan Mustika Jaya, Bekasi, yang merupakan lokasi KKN Nafa, umumnya masalah terjadi akibat masyarakat yang kurang memahami perbedaan jenis-jenis sampah, serta rendahnya pemahaman masyarakat mengenai cara mengelola sampah. RW 014 sendiri sebenarnya sudah memiliki fasilitas bank sampah, namun untuk pelaksanaannya masih kurang optimal.
Program ini dilaksanakan secara daring dalam bentuk sharing dan diskusi melalui grup WhatsApp Ibu-ibu RT 002/014. Luaran dari program ini ialah leaflet dengan judul “Ayo Kelola Sampahmu untuk Bumi yang Lebih Baik”. Program ini dilaksanakan secara daring dikarenakan saat ini Indonesia sedang berjuang melawan pandemi. Guna mencegah COVID-19, masyarakat perlu menahan diri untuk berkumpul dan membuat kerumunan. Leaflet diberikan mencakup beberapa informasi, seperti manfaat pengelolaan sampah, konsep pengelolaan sampah, jenis-jenis sampah, serta pengelolaan sampah sesuai jenisnya.
Akan tetapi, Nafa tetap membagikan print out leaflet tersebut ke rumah-rumah warga. Hal ini dilaksanakan agar lebih memudahkan, di sisi lain kontak fisik tetap dapat diminimalisir.
Selama pelaksanaan program ini, warga cukup antusias dalam pelaksanaan program. Warga secara aktif bertanya kepada Nafa mengenai pengelolaan sampah B3, sampah medis, daur ulang di TPS, dan sebagainya.
Dengan dilaksanakannya program ini, masyarakat diharapkan mampu memahami dengan lebih baik jenis-jenis sampah dihasilkan oleh rumah tangga, serta pengelolaannya. Nafa juga berharap pihak RT atau RW dapat termotivasi menyelenggarakan lebih banyak program pengelolaan sampah, seperti pembuatan pupuk kompos, pemberdayaan warga untuk membuat kerajinan dari sampah plastik, dan sebagainya.
Penulis: Nafa Aurellia Azizah (Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro
Dosen Pembimbing Lapangan: Zaki Ainul Fadli, S.S., M.Hum