Bukan Penyembuh Covid-19!! Inilah 1000 Manfaat Tanaman Obat Keluarga

Semarang (04/08) – Covid-19 hadir dengan berbagai macam gejala penyerta, seperti hilangnya kemampuan mengecap rasa (ageusia), kehilangan kemampuan mencium aroma (anosmia), hidung tersumbat, mata merah, demam, atau sakit tenggorokan. Gejala berbeda bagi setiap orang. Untuk mereka yang masih berada di usia 20 tahunan, tanpa komorbid (penyakit penyerta selain penyakit utama), boleh jadi gejala yang dirasakan hanya demam atau flu biasa. Namun, bagi mereka yang berada di usia paruh baya, terlebih yang memiliki komorbid seperti penyakit jantung, diabetes, pneumonia, dan penyakit kronis lainnya, terkena covid-19 dapat beresiko kematian.

Vaksinasi adalah upaya yang paling digalakkan oleh pemerintah sebagai jalan untuk menurunkan resiko kematian serta mengurangi resiko penularan. Namun, vaksinasi belum dapat dikatakan optimal dan juga belum menjangkau seluruh masyarakat. Terlebih bagi mereka yang terkonfirmasi positif covid-19 tidak bisa langsung divaksinasi dan harus menunggu kurang lebih 3 (tiga) bulan setelah dinyatakan negatif atau sembuh.

Seseorang yang terkonfirmasi positif covid-19 memiliki kemungkinan untuk mengalami lebih dari satu gejala penyerta. Beberapa masyarakat Kelurahan Kandri menyatakan bahwa mereka mengalami demam dan sakit tenggorokan. Ada pula warga yang mengaku mengalami demam dan sesak napas. Gejala-gejala tersebut bervariasi. Meskipun telah ada bantuan obat-obatan gratis dari Puskesmas Gunungpati, tanaman obat keluarga (toga) masih memiliki peran dalam mengatasi gejala-gejala tersebut. Terlebih karena toga murni berasal dari alam dan minim efek samping, serta aman dikonsumsi anak-anak dan tidak ada resiko mempengaruhi organ apabila dikonsumsi secara rutin atau jangka Panjang. Toga juga berguna untuk menjaga imun tubuh serta membuat badan fit dan tetap sehat. Oleh karenanya, toga juga bisa dimanfaat bukan hanya oleh mereka yang positif covid-19, namun juga untuk sehari-hari.

Poster Sosialisasi Manfaat Tanaman Obat Keluarga (Toga) dengan Tajuk “Toga Minggu Ini”

Mahasiswa KKN Tim II Undip melakukan sosialisasi mengenai manfaat tanaman obat keluarga (toga) kepada masyarakat RW 1 Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Melonjaknya angka positif Covid-19 di Kelurahan Kandri, serta keluarnya kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Semarang, membuat sosialisasi hanya bisa dilakukan melalui media daring, lebih tepatnya menggunakan platform WhatsApp yang disebarkan melalui grup RW 1 Kelurahan Kandri. Selain itu, sosialisasi juga menggunakan platform instagram agar lebih menjangkau kelompok usia remaja dan dewasa muda. Sejauh ini, respon masyarakat cukup baik.

Sosialisasi Dilakukan Melalui Media Sosial

Bersumber dari data yang dimiliki Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) Kandri, angka positif covid-19 di lingkungan Kelurahan Kandri sampai hari ini telah mencapai 48 orang. Angka ini termasuk tinggi diantara daerah-daerah lain di Kota Semarang. Oleh karenanya, peran tanaman obat keluarga dirasa cukup penting. Di setiap RT yang ada di RW 1 Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati memiliki taman toga yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Untuk itu, penggunaan tanaman obat keluarga sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh dirasa tepat dan dapat dilakukan dengan mudah.

Tujuan dari program ini adalah agar masyarakat menjadi lebih tahu mengenai fungsi tanaman obat keluarga dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Apalagi terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan kimiawi tidak akan berdampak baik bagi tubuh, sehingga toga dapat digunakan sebagai alternatif. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada penelitian medis yang mengatakan bahwa tanaman obat keluarga dapat digunakan sebagai obat covid-19, hal ini perlu digarisbawahi agar tidak menimbulkan kesalahan informasi nantinya. Harapannya dengan bertambahnya pengetahuan masyarakat, lingkungan RW 1 Kelurahan Kandri dapat menjadi lebih sehat.

Penulis            : Khadijah Sima Murti / Fakultas Hukum

DPL                 : Rosa Amalia, S.Pi., M.Si.