Rasa Takut dan Panik Sering Muncul Ketika Masa Pandemi? Mahasiswi KKN Undip Ungkap Tuntas Mengenai Fenomena Ini!
Gedawang (05/08) – Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung ini rupanya menghasilkan berbagai macam bentuk fenomena yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Salah satu dari fenomena tersebut adalah Stigma Sosial. Masyarakat rupanya masih bersinggungan dengan kedua fenomena tersebut, terutama di RW 03 Kelurahan Gedawang.
“Ada salah satu warga kami yang sudah sakit semingguan. Namun, saya kurang tahu warga tersebut sakit apa. Saya ingin bertanya, namun takut jika menyinggung perasaan warga tersebut” Ujar salah satu ketua RT yang ada di RW 03 tersebut.
“Iya, mbak. Warga saya ada yang sudah sakit selama satu minggu lebih. Warga tersebut mengeluhkan badannya panas. Namun, mereka belum berani periksa lantaran takut, mbak” Ujar ketua RT yang lainnya.
Salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat merasa takut adalah adanya stigma sosial yang muncul dikalangan masyarakat. Kebanyakan dari masyarakat merasakan takut akibat faktor dari luar, yakni cibiran dari orang lain jika diri mereka terkonfirmasi positif Covid-19 yang menyebabkan mereka merasa takut akan semua hal, takut periksa, takut cerita, takut bertanya, dan masih banyak lagi yang lainnya. Akibatnya lagi, hal tersebut juga dapat membuat masyarakat tersebut berdiam diri sehingga orang-orang yang ada disekitarnya tidak mengetahui apa yang sedang terjadi dengan mereka. Dengan kata lain, masyarakat jika tidak mengetahui apa yang ia rasakan atau penyakit apa yang sebenarnya ia derita saat itu, kita tidak akan tahu kalau penyakit tersebut adalah virus Covid-19, jika mereka tidak memastikan langsung kepada ahlinya (petugas layanan kesehatan). Dengan begitu juga akan menyebabkan proses tracking terhambat karena para petugas tidak mengetahui maupun tidak mendapatkan laporan jika ada seseorang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Mahasiswi KKN Undip yang berasal dari jurusan Sastra Inggris, yakni Kiki Putri Alfianti, mengajak warga untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa itu stigma sosial, dampak, hingga cara mengatasinya atau kontribusi kita dalam menghadapi hal tersebut. Topik-topik semacam ini juga penting untuk dibahas karena berhubungan dengan kondisi psikologis seseorang. Semakin kita memahami serta memperlakukan dengan baik orang lain, maka kita bisa turut andil dalam membantu mereka untuk bisa sembuh dengan cepat. Terlebih ditengah masa pandemi Covid-19 yang terasa sulit dalam segala hal.
Tujuan dari adanya edukasi tersebut adalah mengajak masyarakat untuk lebih bisa terbuka mengenai fenomena yang terlihat biasa saja ini, namun nyatanya malah memiliki dampak negatif yang cukup parah. Masyarakat akan mendapat wawasan baru mengenai pentingnya untuk membangun empati kepada sesama, apalagi dimasa pandemi ini dimana kita harus bisa saling tolong menolong terhadap sesama yang membutuhkan (dalam konteks ini adalah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19).
Harapannya adalah masyarakat bisa memahami materi edukasi ini serta mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dapat membuat masyarakat sadar betapa pentingnya topik ini untuk diketahui walau terkadang terlihat tidak begitu penting.
Selain materi mengenai stigma sosial, adapula materi lain yang dibahas, yakni panic buying. Fenomena tersebut juga sering terjadi dimasa pandemi ini yang mengakibatkan beberapa macam barang mengalami kelangkaan di pasar hingga mengalami lonjakan harga.
Oleh: Kiki Putri Alfianti
Dosen Pembimbing: Eva Annissa, S. Farm., APT., M.Sc.