Jangan Dibuang! Tukar Sampah Menjadi Uang Bersama Mahasiswa KKN UNDIP
Semarang (06/08) – Sampah dan permasalahannya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manusia. Hal tersebut yang menyebabkan banyaknya sampah menumpuk di Indonesia. Salah satu daerah yang memiliki permasalahan sampah di Indonesia adalah Kota Semarang. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang mencatat (Mei 2021) jumlah produksi sampah di Kota Semarang sekitar 700 sampai 800 ton per harinya. Jumlah produksi sampah ini menurun apabila dibandingkan dengan saat sebelum pandemi Covid-19 yang bisa mencapai kurang lebih 1000 ton per hari. Apabila sampah tidak dapat dikelola dengan baik maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan, menurunnya kualitas lingkungan, kesehatan, gangguan bau, banjir, dan bisa mengganggu kesehatan masyarakat.
Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah menjelaskan bahwa pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Adanya bank sampah menjadi salah satu tempat atau cara mengelola sampah dengan prinsip 3R tersebut.
Salah satu bank sampah di Kota Semarang terletak di di RW 05 Kelurahan Wonodri, yakni Bank Sampah Sendang Makmur. Bank Sampah Sendang Makmur telah mengikuti perlombaan Kelurahan Ramah Lingkungan Juara 3 se-Kota Semarang. Selain itu, Sendang Makmur bekerja sama dengan bank BNI apabila warga ingin menabungkan uangnya dari hasil sampah baik non organik maupun organik. Akan tetapi, bank sampah ini dalam pelaksanaan kegiatan masih kurangnya partisipasi dari warga lingkungan.
Sehubungan dengan itu, salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro dalam rangka KKN Tim II UNDIP 2021 melaksanakan program yang bertemakan “Sosialisasi Menigkatkan Partisipasi Masyarakat Menabung Sampah di Sendang Makmur”. Dengan adanya program ini dapat membantu warga dalam memilah sampah, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan semakin banyak yang mengetahui bahwa RW 05 Kelurahan Wonodri memiliki bank sampah yang bernama Sendang Makmur.
Untuk cara kerja bank sampah sendang makmur sama seperti bank-bank sampah pada umumnya, yaitu para nasabah (warga) bisa langsung datang ke bank untuk menyetor sampah atau pengurus bisa mengambil di tempat-tempat yang telah ditentukan pada setiap RT. Sampah tersebut ditimbang dan dicatat di buku rekening oleh petugas bank sampah. Kemudian, masyarakat yang menyetorkan sampahnya akan dikonversi menjadi saldo berupa uang senilai dengan jumlah dan jenis sampah yang ditabung.
Pelaksanaan program ini disambut hangat oleh ketua RW 05, para pengurus sendang makmur, dan warga lingkungan. Untuk menghindari kerumunan dan seringnya kontak dengan warga dilakukannya sosialisasi yang bersamaan dengan kegiatan “Pilah Sampah rumah Timbang & Tabung Bareng KKN UNDIP” yang setelah dua bulan terlaksana. Sosialisasi program ini dilakukan sebelum dimulainya kegiatan bank sampah tersebut, yakni saat pengambilan sampah di rumah-rumah warga dan di tempat-tempat yang telah ditentukan. Kemudian, untuk mendukung sosialisasi dipasangnya poster pada tempat-tempat yang strategis dibantu oleh Ketua RW 05 Kelurahan Wonodri (Tri Siswanto).
Adanya program ini diharapkan warga Kelurahan Wonodri dapat mengetahui manfaat baik bagi lingkungan maupun individu sehingga bisa berpatisipasi menabung sampah di bank sampah Sendang Makmur.
Penulis: Ziyan Capella A. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
Dosen Pembimbing: Rosyida, S.P., M.Sc