Karang Taruna Dusun Kwayon Ubah Tanaman Hias Jadi Bisnis Menguntungkan. Mahasiswa KKN Undip Beri Resep Agar Omzet Menjadi Meningkat

Sragen (30/7) – Masa pandemi telah menghambat perputaran roda perekonomian, berbagai sektor ekonomi menjadi terpuruk akibat adanya pandemi, salah satunya ialah sektor UMKM. Banyak pelaku usaha yang pada akhirnya mengalami kebangkrutan karena berbagai hambatan selama masa pandemi. Angka pengangguran juga semakin meningkat akibat banyaknya masyarakat yang ter-PHK, hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional.

Namun, tak sedikit pula bisnis baru bermunculan di masa pandemi, pelaku bisnis semakin kreatif dalam menciptakan ide bisnis. Salah satu bisnis yang sedang berkembang yakni Bisnis Olahan Lidah Buaya di Dusun Kwayon, Kelurahan Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Bisnis ini memanfaatkan Lidah Buaya yang dikenal sebagai tanaman hias, untuk bahan baku pembuatan produk makanan dan minuman. Lidah buaya yang digunakan aman untuk dimakan dan berdaging tebal, produk yang dihasilkan diantaranya ialah stick aloevera dengan 4 varian rasa, manisan aloevera, dan drink aloevera.

Gambar 1. Proses Produksi Olahan Lidah Buaya
Gambar 2. Produk Olahan Lidah Buaya Dusun Kwayon, Jambanan, Sidoharjo, Kabupaten Sragen

Bisnis yang dikelola oleh Karang Taruna Dusun Kwayon ini baru dikembangkan pada awal tahun 2021 dan masih menunggu sertifikasi halal. Selain menjual berbagai produk olahan lidah buaya, Dusun Kwayon juga membudidayakan dan menjual bibit lidah buaya. Dalam hal produksi, bisnis ini dibantu oleh ibu PKK Dusun Kwayon dan masih dalam skala kecil karena terbatasnya bahan baku dan alat. Lidah buaya yang digunakan sebagai bahan baku merupakan hasil budidaya dari warga setempat. Setiap warga di Dusun Kwayon mendapat 10 bibit lidah buaya dari Karang Taruna untuk dikembangkan di pekarangan rumah. Apabila lidah buaya telah berukuran besar dan berdaging tebal, atau dalam kata lain telah siap panen yaitu berusia sekitar 1 Tahun, maka dapat dipanen dan kemudian digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk olahan lidah buaya.

Gambar 3. Rumah Produksi Lidah Buaya
Gambar 4. Bibit Lidah Buaya

Dalam pemasarannya, produk ini belum mencapai pemasaran yang luas. Anggota karang taruna yang sebagian besar masih seorang pelajar, hanya memasarkan produk melalui sosial media seperti, Facebook, Instagram dan WhatsApp. Keuntungan yang diperoleh tentunya masih sedikit, keuntungan tersebut masuk sebagai kas Karang Taruna yang digunakan untuk membiayai kepentingan bersama. Mahasiswa KKN Undip melalui program “ Meningkatkan Penjualan “POLIB” (Produk Olahan Lidah Buaya) Dengan Memanfaatkan Website dan Google Bisnisku “, membantu Karang Taruna Dusun Kwayon agar dapat memasarkan produk secara luas dan mendapatkan keuntungan yang meningkat.

Gambar 5. Booklet Program

Program dilaksanakan melalui sosialisasi kepada Anggota Karang Taruna secara daring, untuk menghindari kerumunan sebagaimana ditetapkannya protokol kesehatan oleh pemerintah. Sosialisasi dilakukan dengan membagikan booklet dan video penjelasan materi di Grup WhatsApp. Program tersebut menjelaskan kegunaan Website dan Google Bisnisku sebagai media pemasaran yang efektif untuk meningkatkan omzet penjualan. Website dan Google Bisnisku merupakan salah satu hasil perkembangan teknologi, yangmana keduanya memudahkan konsumen untuk mendapatkan informasi mengenai produk/bisnis serta memudahkan produsen/pengusaha dalam memperkenalkan dan menjual produk bisnisnya kepada konsumen, melalui berbagai fasilitas yang telah disediakan.

Karang Taruna dan Pengurus Dusun Kwayon berharap, melalui program yang telah dibuat oleh Mahasiswa KKN Undip, penjualan Produk Olahan Lidah Buaya dapat terus meningkat, serta Dusun Kwayon bukan hanya dikenal sebagai Dusun biasa, melainkan dapat dikenal sebagai Desa Wisata Lidah Buaya oleh masyarakat luas, yang dapat mengispirasi pemuda – pemudi penerus bangsa.

Penulis : Frinka Pura Meilawaty (Ilmu Ekonomi/Universitas Diponegoro)
DPL : Aghus Sofwan, S.T., M.T., Ph.D.