Hilangkan Bakteri dan Kandungan Kimia, Putus Rantai Penyebaran Covid-19 dengan Cuci Tangan Menggunakan Sabun dan Air Mengalir Hasil Filter Media Zeolit dan Batuan Alam

Semarang (30/07/2021), lebih dari satu tahun berlalu sejak Presiden Joko Widodo pertama kali mengumumkan penemuan kasus Covid-19 pada 2 Maret 2020 lalu. Pada hari Jumat, 30 Juli 2021, tercatat ada penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sejumlah 41.168 orang, sehingga total kasus positif mencapai 3.272.374 orang di seluruh Indonesia. Mirisnya, provinsi Jawa Tengah menjadi daerah dengan kasus harian kematian tertinggi, yaitu 449 kasus per hari.
Tingginya kenaikan penyebaran virus membuat pemerintah semakin menggalakkan vaksinasi dan pengetatan protokol kesehatan. Berdasarkan arahan dari World Health Organization (WHO), penyebaran covid-19 dapat ditekan, salah satunya, dengan mencuci tangan memakai sabun atau pembersih tangan (hansanitizer) berbahan dasar alkohol. Mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir adalah salah satu tindakan sanitasi untuk memutus rantai kuman dan upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering kali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (pada handuk, gelas, telpon pintar, dan lain sebagainya).
Oler karena itu, mahasiswa S1-Teknik Geologi Universitas Diponegoro membuat filter air dari media zeolite dan batuan alam sebagai salah satu program KKN-nya. Filter air ini dipasang pada wadah cuci tangan yang berfungsi untuk menetralisir kandungan kimia berlebihan (tidak baik) bagi tubuh serta mengikat bakteri E.Coli dalam air, sehingga air menjadi lebih jernih dan sehat. Selain itu, kegunaan filter ini adalah untuk meminimalisir pertumbuhan jentik-jentik nyamuk yang biasa ditemukan dalam wadah cuci tangan biasa¾biasanya diakibatkan oleh jarangnya penggantian air secara berkala.
Penggunaan pasir silika adalah untuk menyaring lumpur, tanah, dan partikel besar/kecil dalam air, dengan kata lain, penyaringan tahap awal. Arang/karbon aktif berfungsi untuk menyerap setiap kontamin yang melaluinya, sehingga membuat air menjadi jernih, tidak berbau, menghilangkan klorin, dan memberikan efek rasa segar untuk air. Sedangkan zeolit, yang digadang-gadang merupakan bahan yang memiliki tingkat kemurnian tinggi, efektif untuk memfilter partikel polutan dan menyerap air bersih, membuat kadar amonia menjadi lebih stabil serta mampu menyerap senyawa organik dan logam berat, membuat air aman untuk dikonsumsi. Yang terakhir, ijuk digunakan pada setiap lapisan media filter (sebagai penyekat) dan berfungsi menyaring partikel yang lolos dari lapisan sebelumnya, serta untuk meratakan air yang mengalir.

Program ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Ishlah dan Pondok Pesantren Darut Taqwa, Semarang. Pembuatan filter air tersebut dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar pondok pesantren, sekaligus memberikan edukasi mengenai bagaimana mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Karena kebanyakan orang mencuci tangan dengan cara yang kurang benar, sehingga masih menyisakan kuman.

Masyarakat sekitar Pondok Pesantren Al-Ishlah dan Pondok Pesantren Darut Taqwa menyambut baik adanya program ini. Diharapkan, pasca program ini, masyarakat menjadi lebih tahu mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar, serta dapat memanfaatkan filter air yang yang telah dibuat bersama mahasiswa S1-Teknik Geologi Universitas Diponegoro.
Dengan meningkatnya budaya cuci tangan, turut membantu memutus mata rantai penyebaran covid-19, yang dalam jangka panjang, juga menghindarkan masyarakat dari penyakit-penyakit lain sekaligus meningkatkan taraf kesehatan.
Penulis : Said Ihza Prayudha / Fakultas Teknik / Program Studi Teknik Geologi
DPL : Rosa Amalia, S.Pi.,M.Si.