Tidak Perlu ke Pare, English Short Course ada di Semarang

Peningkatan tajam kasus covid 19 dipertengahan tahun 2021 membuat aturan kembali diperketat terutama pembelajaran di sekolah. Sejak kasus covid 19 masuk ke Indonesia, pembelajaran di sekolah dialihkan ke dalam pembelajaran daring (online). Hal ini membuat tak sedikit siswa malas untuk memahami materi yang diberikan oleh guru lebih lanjut serta mengerjakan tugas dengan serius.
Alih alih mempelajari pelajaran sehari sehari yang diberikan oleh guru, para siswa di kelurahan Bendungan lebih memilih untuk bermain apalagi untuk memperdalam bahasa asing. Mengingat bahasa asing seperti bahasa Inggris adalah bahasa International yang mana sangat dibutuhkan di era 4.0 ini serta banyak sumber ilmu pengetahuan menggunakan bahasa Inggris, hal ini dirasa perlu adanya tidak lebih lanjut.
Setelah diadakan mini riset, 8 dari 10 siswa siswi di kelurahan Bendungan menyukai Bahasa Inggris namun tidak mengetahui dasarnya. Menyikapi hal tersebut, salah satu mahasiswa KKN, Rizka Salwa Sabila dari program studi Sastra Inggris Universitas Diponegoro membuat program bernama English Short Course di kelurahan Bendungan, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang. Program ini ditujukan untuk siswa siswi yang tinggal di kelurahan Bendungan dari kelas 1 SD hingga kelas 6 SD.

English Short Course ini mengajarkan ilmu ilmu dasar Bahasa Inggris yang harus diketahui para siswa siswi di kelurahan Bendungan untuk menghadapi perubahan zaman yang semakin global. Tak hanya mempelajari dasar Bahasa Inggris, siswa siswi ini diajarkan untuk mengenal lebih dalam melalui lagu dan permainan. Tujuan dari mixed of learning ini adalah supaya anak anak lebih bersemangat dalam belajar dan mudah mengingat. Materi yang diberikan kepada siswa siswi ini dirancang sesederhana mungkin, agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti serta diimplemetasikan oleh para pelajar.
English Short Course ini dilaksanakan selama 3 minggu penuh secara tatap muka dengan menerapkan protokol sangat ketat. Setiap harinya terdapat 2 sesi dengan tiap sesi tedapat 3-4 anak. Tak hanya belajar tatap muka, program ini juga menggunakan WhatsApp Group sebagai media pembelajaran dan koordinasi antar pelaksana program dengan orang tua siswa.
Program ini sangat disambut baik oleh para stakeholder setempat serta para orang tua. Salah satu wali dari peserta English Short Course ini menyebut dirinya sangat terbantu dengan adanya Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro Periode 2021 yang melaksanakan KKN di kelurahan Bendungan karena dapat membantu putra putrinya mengenal lebih dalam mengenai Bahasa International.
Rizka Salwa Sabila
Sastra Inggris (2018) – Universitas Diponegoro
DPL : Dr. Ir. Baginda Iskandar Moeda T., M.Si., IPM