SOYGHURT JAHE, MINUMAN SINBIOTIK KAYA MANFAAT DI ERA PANDEMI COVID-19

Semarang (09/08/21) – Merebaknya virus Covid-19 ditandai dengan peningkatan angka positif Covid-19 di Indonesia. Pandemi global ini berpengaruh nyata pada kehidupan masyarakat mulai dari sektor ekonomi, Pendidikan, hingga gaya hidup. Pandemi Covid-19 mengubah gaya hidup masyarakat menjadi hidup bersih dan sehat. Terdapat beberapa fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat yaitu “panic buying” pada produk susu pada merk tertentu. Banyak orang berbondong-bondong untuk membeli susu merk tertentu untuk menjaga kesehatannya. Padahal apabila melihat kandungan proteinnya, semua susu sama dapat bermanfaat untuk kesehatan. Apabila diburu karena kandungan proteinnya, maka susu yang lain bahkan dari nabati pun sama-sama memiliki manfaat kesehatan. Protein nabati yang tertinggi adalah biji kedelai. Setiap 100 gram biji kedelai mengandung 34,9 gram protein (Soverda dan Evita, 2020). Selain itu, kedelai mengandung senyawa flavonoid berupa isoflavon yang antikarsinogenik sehingga bermanfaat bagi kesehatan.

            Kedelai pada umumnya diolah menjadi makanan seperti tempe, tahu, kecap, atau sari kedelai. Padahal terdapat bioteknologi yang bisa meningkatkan nilai fungsional dari kedelai yaitu diolah menjadi soyghurt. Soyghurt merupakan minuman hasil fermentasi sari kedelai (soya) dengan bantuan Bakteri Asam Laktat (BAL). Hasil dari proses fermentasi ini adalah minuman bertekstur agak kental dengan rasa asam. Soyghurt tergolong minuman fungsional karena merupakan minuman sinbiotik yaitu minuman yang mengandung probiotik dan prebiotik (Ayustaningwarno et al., 2014). Probiotik berperan dalam memperbaiki sifat-sifat mikroflora usus di saluran pencernaan, sementara prebiotik berperan untuk meningkatkan pertumbuhan dan keaktifan bakteri laktulosa, xilitol, laktitol, sorbitol, dan manitol dalam saluran pencernaan.

            Meskipun yoghurt sudah tersedia secara besar di pasar swalayan, masih terdapat kalangan masyarakat terutama masyarakat berumur yang belum mengenal yoghurt sehingga mahasiswa KKN di RW 08 Kelurahan Tinjomoyo mengajak masyarakat untuk mengenal lebih dekat dengan soyghurt atau yoghurt sari kedelai ini. Selain itu, RW 08 Kelurahan Tinjomoyo merupakan kampung tematik “Kampung Jahe” sehingga mahasiswa mendapatkan ide untuk membuat soyghurt jahe. Soyghurt yang dihasilkan akan memiliki aroma dan rasa jahe. Penambahan jahe ini juga dapat mengurangi adanya bau langu yang berasal dari kedelai sehingga soyghurt yang dihasilkan akan berbau harum khas jahe.

Soyghurt Jahe

            Sosialisasi dihadiri oleh mahasiswa KKN dan perwakilan kelompok PKK RT 02/RW 08 Kelurahan Tinjomoyo. Melalui sosialisasi mahasiswa KKN mengedukasi kelompok PKK terkait manfaat soyghurt bagi kesehatan serta cara pembuatannya. Setiap perwakilan PKK mendapatkan leaflet yang berisi khasiat/manfaat soyghurt jahe dilengkapi cara pembuatannya. Selain itu terdapat juga video proses pembuatan soyghurt jahe yang dibuat oleh mahasiswa KKN sehingga lebih mempermudah warga untuk mengetahui cara pembuatan soyghurt jahe.

Sosialisasi dengan Perwakilan Kelompok PKK RT 02/RW 08

Sosialisasi diterima dengan baik oleh ibu-ibu perwakilan PKK. Hal ini dapat dinilai dari antusiasme selama sosialisasi dengan dilakukannya tanya jawab. Hasil dari sosialisasi ini nantinya akan disebarluaskan kepada warga lainnya sehingga menjadi lebih bermanfaat. “Extremely’s useful, penyampaiannya konkret dan ramah. Semoga mendapat nilai KKN A. I hope lecture fast finish. Semoga sukses” Ujar Mbak Bodro, perwakilan kelompok PKK yang menghadiri sosialisasi.

Penulis : Deni Candra Lutfi Amalia

DPL : Ns. Muhamad Rofii., S.Kp., M.Kep.