Demi Konsumsi Rumah Tangga yang Bertanggungjawab, Mahasiswi Undip Laksanakan Penyuluhan Kepada Rumah-Rumah di Banjarmasin

BANJARMASIN – (11/08) Banyaknya produksi sampah rumah tangga tidak olah dengan benar masih menjadi masalah yang terjadi di lingkungan RT. 13 Kelurahan Pemurus Luar, Banjarmasin. Banyak penduduk yang mengatakan bahwa selama ini sampah-sampah kerap kali mereka kumpulkan saja menjadi satu kantong plastik dan membuangnya di tempat pembuangan sampah langsung tanpa ada usaha untuk memisahkannya. 

Ibu Mety, salah satu warga mengatakan “masih sangat sulit untuk setiap hari melakukan pemisahan sampah, saya tidak punya banyak waktu untuk mengurusnya”

Di sisi lain, Ibu Dina, mengatakan bahwa “saya ingin mengolah sampah, namun masih bingung dengan cara yang baik itu seperti apa”.

Berangkat dari kedua pernyataan tersebut, Shamira Tridarysa Fathia, siswi KKN Tim 2 Undip 2021 mendapatkan ide agar pengolahan sampah ini tidak menjadi hambatan lagi untuk warga. Sesuai dengan SDGs (Sustainable Development Goals) no. 12 yaitu Konsumsi Rumah Tangga yang Bertanggungjawab, Shamira menawarkan program mengolah sampah organik menjadi kompos. 

Untuk prosesnya cukup mudah, hanya perlu mengumpulkan sampah organik. Sampah tersebut kemudian dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah hijau dan kering. Sampah hijau adalah sampah yang mengandung lebih banyak air, yaitu sisa-sisa sayuran, kulit buah, daun-daun yang masih hijau, buah yang sudah busuk, kulit telur hingga pupuk kandang. 

Sedangkan sampah coklat adalah sampah yang lebih kering, dan kebanyakan berwarna cokelat seperti rumput kering, serbuk gergaji, sekam pagi, serutan kayu, dan tangkai daun. Adapun yang tidak boleh dicampur pada saat melaksanakannya, yaitu seperti bahan-bahan yang mengandung lemak, susu, mentega, yogurt, keju, tanaman berpenyakit, dan kotoran anjing dan kucing. 

Selama pelaksanaan program, Shamira mengunjungi satu persatu rumah yang kiranya ingin melaksanakan program. Justru, anak muda lah yang lebih antusias terhadap program yang ditawarkan daripada orang tuanya, sehingga mereka yang melaksanakan programnya secara langsung. 

Program tersebut sebenarnya sudah sangat komprehensif, sudah terdapat panduan dan juga komposter yang sudah disiapkan Shamira. Dengan demikian, warga akan lebih mudah dan langsung saja menjalankan programnya dengan bahan permulaan yang dimiliki.

Adapun yang sudah tersedia yaitu komposter, sekop, sekam, dan pupuk. Selain itu, komposter yang diberikan sudah cukup canggih, karena tidak hanya mampu menghasilkan kompos padat, namun juga dapat menghasilkan kompos cair. 

Komposter Tumbler

Rian, salah satu warga yang cukup antusias dengan program ini mengatakan bahwa ia tidak harus membakar sampah dedaunan lagi, dan bisa langsung membuangnya ke dalam komposter. 

Sedangkan, Anya dan Ibunya mengatakan masih bingung dengan membedakan sampah hijau dan sampah cokelat, namun akan lebih berusaha untuk rajin dalam mengolah komposnya. 

Kompos ini nantinya dapat berguna untuk menyuburkan tanah-tanah yang ada di kebun atau pot warga. 

Harapannya kegiatan ini akan terjalin secara terus menerus sehingga warga RT. 13 Kelurahan Pemurus Luar mendapatkan hidup yang bukan hanya bertanggung jawab, namun juga berkelanjutan. 

Penulis: Shamira Tridarysa Fathia (Hubungan Internasional/14050118140132/FISIP)
DPL: Rabith Jihan Amaruli S.S., M.Hum.
Lokasi KKN: Kelurahan Pemurus Luar, Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin