Guna Tingkatkan Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Pada Baduta, Mahasiswa KKN Undip Kenalkan dan Terapkan Metode Ini Pada Kader dan Bidan Desa.
Kudus, Sabtu (13/11/21) – Tingkat kesehatan anak dan bayi di Indonesia masih tergolong rendah sebab banyak dari mereka ternyata belum ada yang mendapatkan mendapatkan imunisasi dasar lengkap bahkan semenjak lahir pun belum pernah sama sekali diimunisasi secara lengkap. Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status imunisasinya. Hal inilah yang menyebabkan kondisi kesehatan anak-anak di Indonesia sangat rentan terhadap segala penyakit termasuk penyakit menular yang mematikan sehingga upaya pemberian imunisasi harus terus digalakkan supaya dapat menciptakan generasi masa depan yang berkualitas.
Perlu diketahui bahwa imunisasi merupakan salah satu program wajib dari pemerintah di bidang kesehatan berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Imunisasi sendiri adalah cara memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga kebal akan serangan penyakit. Imunisasi melalui pemberian vaksin akan membantu sistem imun anak memproduksi antibodi khusus untuk melawan jenis penyakit tertentu. Di Indonesia sendiri terdapat istilah Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) yang wajib diberikan kepada baduta (bayi dibawah dua tahun). IDL ini terdiri dari 5 jenis vaksin yaitu Hepatitis B, Polio, BCG, Pentavalen (DPT, HB, HIB), Campak, dan kemudian dilanjutkan dengan pemberian imunisasi lanjutan.
Anak yang mendapatkan imunisasi secara rutin dan lengkap dapat lebih terjamin taraf kesehatannya di masa depan, oleh karena itu imunisasi sangat penting untuk diberikan. Namun sayangnya, dalam masa pandemi COVID-19 ini sebagian besar petugas kesehatan lebih fokus terhadap penurunan kasus dan pencegahan COVID-19 sehingga masalah atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat kurang terlalu di perhatikan, salah satunya adalah imunisasi. Hal ini juga terjadi di salah satu wilayah KKN mahasiswa Undip, yaitu Desa Mlatilor. Mlatilor merupakan salah satu desa di Kabupaten Kudus dengan total penduduk sejumlah 4,647 jiwa (data berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus). Selain jumlah penduduknya yang lumayan padat, Desa Mlatilor juga memiliki banyak penduduk yang berusia dibawah dua tahun atau yang biasa disebut dengan baduta, yaitu dengan jumlah 114 baduta per September 2021 (berdasarkan data Puskesmas Wergu Wetan).
Monitoring dan pendataan IDL bagi baduta di Desa Mlatilor belum terorganisir dengan baik. Petugas kesehatan dan kader hanya melakukan pendataan terhadap anak-anak yang sudah mendapatkan imunisasi, namun tidak melakukan skrining dan pendataan terhadap anak-anak yang tidak melakukan imunisasi. Terlebih lagi dalam masa pandemi COVID-19 ini sebagian besar petugas kesehatan dan kader di Desa Mlatilor lebih fokus terhadap penurunan kasus dan pencegahan COVID-19 sehingga masalah atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat kurang terlalu di perhatikan, termasuk imunisasi. Dari total 114 baduta per September 2021, hanya tercatat 34 baduta yang melaksanakan imunisasi di posyandu maupun puskesmas. Sisanya tidak diketahui apakah melaksanakan imunisasi di tempat lain atau bahkan tidak melaksanakan imunisasi.
Berdasarkan hal tersebut, dilakukanlah pelatihan kader dan bidan dalam pemantauan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Baduta melalui metode KampungKu–RumahKu (KK–RK). Perlu diketahui bahwa KK-RK adalah alat atau instrument yang dirancang untuk memberikan gambaran visual status imunisasi semua bayi yang lahir di wilayah tertentu (desa) kepada masyarakat dan petugas kesehatan setempat. Instrument ini disiapkan untuk membantu petugas kesehatan yang ada di lapangan (bidan desa), masyarakat, dan kader kesehatan untuk efektifitas pemantauan dan pelacakan status imunisasi lengkap pada semua anak di wilayah setempat.
Pada Sabtu, 13/11/21 telah dilakukan sosialisasi terkait metode KampungKu-RumahKu (KK-RK). Sosialisasi dilakukan kepada kader dan bidan desa sebagai bentuk pengenalan sekaligus penjelasan manfaat dan fungsi dari instrument KK-RK serta bagaimana cara mengisinya. Sosialisasi ini dilaksanakan di Balai Desa Mlatilor. Setelah pengenalan dan sosialisasi, kemudian dibuatkan booklet yang dijadikan sebagai pedoman pengisian instrument KK-RK dan diserahkan ke bidan desa. Metode KK–RK ini nantinya diharapkan dapat membantu petugas kesehatan dan para kader dalam meningkatkan efektifitas pemantauan dan pelacakan status imunisasi dasar lengkap pada baduta di Desa Mlatilor. Dengan begitu, dapat dilakukan tindakan lanjutan terhadap anak-anak yang belum/tidak mendapatkan imunisasi, sehingga cakupan imunisasi pada baduta diharapkan di Desa Mlatilor dapat semakin luas dan meningkat.
Penulis : Jiilan Nisriina Faatin (Fakultas Kesehatan Masyarakat – 2018)
DPL: Satriyo Adhy, S.Si., MT dan Drs. Syamsulhuda BM, M.kes
Lokasi KKN: Desa Mlatilor, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah