Biaya Pakan Sangat Tinggi, Mahasiswa UNDIP Sosialisasikan Inovasi Pemanfaatan Kunyit Untuk Peningkatan Produksi Akuakultur Kepada Kelompok Pembudidaya Ikan di Karimunjawa

Mahasiswa Undip Melakukan Sosialisasi Kepada Kelompok Pembudidaya Ikan

Desa Karimunjawa terletak di Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Desa Karimunjawa merupakan pulau besar di Kepulauan Karimunjawa yang berbatasan langsung dengan laut dan biasa disebut desa pantai. Desa karimunjawa termasuk desa dengan wilayah terluas dari tiga desa (Kemojan, Parang, Nyamuk) di Kecamatan Karimunjawa, yakni dengan luas 4.624 ha atau 46,24 km² atau sebesar 64,94% dari luas kecamatan. Kecamatan Karimunjawa terhampar dengan ketinggian antara 0 – 500 m, jika dilihat dari ketinggian permukaan laut.

Kepulauan Karimunjawa disamping dikenal sebagai kawasan Taman Nasional Laut, merupakan daerah destinasi wisata bahari nasional dan perairan lautnya memiliki potensi untuk dikelola sebagai lokasi budidaya Karamba Jaring Apung (KJA). Potensi sebagai lokasi budidaya KJA tersebut dibuktikan dengan banyaknya pembudidaya yang melakukan kegiatan budidaya dalam KJA di perairan Karimunjawa. Ikan yang dibudidayakan dalam KJA tersebut ialah ikan ekonomis penting, seperti kerapu, kakap, bawal bintang, baronang, dan lain sebagainya.

Budidaya ikan tersebut sebagian besar mengandalkan pakan buatan atau pakan komersil karena tujuannya untuk pencapaian produksi yang tinggi (intensifikasi) sehingga pakan buatan menjadi kebutuhan primer. Hal tersebut menjadikan permasalahan yakni tingginya biaya untuk pakan. Sebagaimana diketahui, biaya produksi sebagian besar (40-70%) digunakan untuk pakan.  Selain itu, pakan buatan yang diberikan tidak termanfaatkan sepenuhnya oleh organisme yang dibudidayakan. Pada budidaya ikan secara intensif, 70% dari pakan yang diberikan dikonsumsi oleh ikan, sisanya (30%) tertingggal sebagai sisa pakan yang tidak dikonsumsi, dan 25-30% pakan yang dikonsumsi akan diekskresikan. Tingkat efisiensi pemanfaatan pakan pada ikan dipengaruhi oleh berbagai hal, beberapa diantaranya ialah daya cerna ikan dan tingkat kecernakan pakan.

Permasalahan di atas dapat diatasi dengan adanya inovasi untuk menghemat pengeluaran biaya pakan, yakni melalui inovasi “Pemanfaatan Kunyit (Curcuma longa) Untuk Peningkatan Produksi Akuakultur”. Pemanfaatannya berupa ekstrak kunyit yang disemprotkan ke pakan buatan kemudian pakan tersebut diberikan ke ikan yang dibudidayakan. Hasilnya adalah meningkatnya daya cerna ikan, efisiensi pakan, dan pertumbuhan ikan.

Usaha untuk mengimplementasikan inovasi tersebut dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi oleh Vira Rizqi Rahmawati yang merupakan Mahasiswa Undip. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat pembudidaya mengenai inovasi pemanfaatan bahan baku lokal berupa kunyit untuk meningkatkan produksi Akuakultur dan cara pengaplikasiannya ke pakan ikan, membantu masyarakat pembudidaya dalam menangani permasalahan pakan dalam kegiatan budidaya, dan membantu tercapainya sustainable aquaculture.

Program individu: Vira Rizqi Rahmawati / Akuakultur 2019