BERANI TERJUAN LANGSUNG KE KANDANG, MAHASISWA KKN UNDIP EDUKASI PETERNAK TENTANG PENANGANAN LIMBAH SECARA TEPAT!

Boyolali (31/01/2022). Sapi merupakan ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Tipe sapi yang dipelihara di Indonesia adalah sapi perah dan potong. Masyarakat yang ada di Desa Musuk mayoritas memelihara sapi potong. Pengembangan usaha ternak sapi sangat berdampak positif bagi masyarakat apabila dikelola dengan baik. Beternak sapi bagi warga Desa Musuk dapat diartikan sebagai tabungan yang dapat menghasilkan laba dalam jangka waktu tertentu. Sapi potong merupakan komoditi ternak yang dapat mendukung kebutuhan akan bahan pangan bergizi tinggi. Ternak sapi potong hasil utamanya adalah daging yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hidupnya. Selain itu, ternak sapi potong juga menghasilkan limbah berupa urine dan feses.

Limbah peternakan sapi perah berupa urin dan feses apabila tidak ditangani secara tepat dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Dampak buruk yang dihasilkan dari limbah peternakan sapi apabila tidak ditangani secara tepat dapat menimbulkan masalah lingkungan yang dapat menganggu kenyamanan hidup masyarakat yang ada disekitar peternakan. Gangguan yang ditimbulkan dari limbah peternakan yaitu bau tidak sedap yang berasal dari kotoran ternak sapi, kandungan gas yang ada didalam kotoran sapi terutamanya gas amoniak (NH₃) dan gas Hidrogen Sulfida (H₂S)  menyebabkan bau menyengat bisa tercium. Kedua gas ini apabila dalam konsentrasi tertentu dalam jangka beberapa waktu dapat mengganggu peternak dan ternaknya. Gas tersebut apabila dihirup oleh ternak maka dalam jangka beberapa waktu kedepan dapat mengakibatkan ternak mudah terserang penyakit. Apabila peternak menghirup gas tersebut maka dapat mengakibatkan masalah pada saluran pernafasan yang disertai mual dan pusing.

Berdasarkan hasil survei lapangan yang ada di salah satu peternak sapi potong di Dukuh Candioso, Desa Musuk menunjukkan bahwa dalam penanganan limbah peternakan belum ditangani dengan baik. Limbah ditangani dengan cara menumpuk feses sapi didalam lokasi kandang samping ternak sapi. Hal tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi ternak dan peternak itu sendiri. Dampak yang ditimbulkan dari feses ternak tersebut adalah bau yang sangat menyengat. Faktor yang mempengaruhi para peternak yang dalam pengelolaan limbah belum dilakuman secara baik adalah kurang pahamnya peternak tentang bahaya dari limbah terhadap fisiologis ternak, kurangnya kesadaran para peternak terhadap dampak buruk limbah terhadap lingkungan dan waktu yang terbatas. Sumi (50) merupakan salah satu peternak yang ada di Dukuh Candioso mengatakan bahwa “limbah dari ternak sapi ditumpuk didalam rumah karena waktu 1-2 bulan sekali limbah tersebut diambil dan dipindahkan ke ladang untuk pupuk tanaman”.

Penanganan limbah peternakan secara baik dan benar dapat dilakukan dengan cara memisahkan feses dan urin ternak sapi pada tempat sendiri, tempat pembuangan disarankan jauh dari pemukiman penduduk (>25 m), membuat saluran pembuangan yang bagus dan dapat menaburi alas kandang menggunakan serbuk gergaji kayu sehingga urine sapi tidak akan tercampur dengan feses.

Gambar 1. Edukasi kepada peternak tentang penanganan limbah secara tepat menggunakan media poster oleh Mahasiswa KKN Tim 1 Undip 2022.

Febry Tri Pamungkas Mahasiswa KKN Tim I Undip Tahun 2022 terjun langsung ke kandang peternak milik Ibu Sumi yang ada di Dukuh Candioso, Desa Musuk mengamati secara langsung proses penanganan limbah yang dilakukan sudah dilakukan dan memberikan edukasi kepada peternak sapi tentang penanganan limbah peternakan yang tepat tanpa menimbulkan bau terhadap lingkungan. Kegiatan KKN ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para peternak untuk lebih  peduli terhadap dampak yang dihasilkan limbah terhadap lingkungan, meningkatkan pengetahuan peternak dalam menangani limbah dengan cara yang baik dan benar serta memberikan solusi kepada peternak soal masalah yang berkaitan dengan limbah peternakan.

Kegiatan KKN ini dilakukan di kandang milik Ibu Sumi (50) yang beralamatkan di Dukuh Candioso, Desa Musuk pada hari Minggu, 30 Januari 2022. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara luring dengan cara survei langsung dikandang dan memberikan edukasi melalui poster yang telah dibuat sehingga peternak dapat paham dan mengerti tentang penanganan limbah yang tepat. “Dengan adanya penjelasan dari adik-adik KKN Undip yang datang kesini memberikan gambaran bagi saya untuk bisa menangani limbah kotoran sapi dengan baik kedepannya. Terimaksih adik-adik Undip” ujar Sumi (50) selaku peternak sapi potong.

Dengan demikian adanya prpgram KKN ini dapat meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan pemahaman bagi peternak sapi untuk menangani limbah peternakan secara baik dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.

Penulis    : Febry Tri Pamungkas

Editor     : Abdi Sukmono, ST., MT.