Aksi Penurunan Angka Stunting Sebagai Target RPJMN, Mahasiswa KKN Tim I Undip Mengajak Ibu Balita Berpartisipasi untuk Ciptakan Generasi Emas Berkualitas

Desa Sokawera, Kabupaten Banyumas (02/02/2022) – Saat ini 3 dari 10 anak Indonesia mengalami stunting dan berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa persentase stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Stunting memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. Pada Desa Sokawera jumlah balita yang mengalami sangat pendek (severely stunted) sebesar 17 orang sedangkan yang pendek (stunted) sebesar 39 orang. Stunting atau pendek adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kejadian stunting dapat disebabkan salah satunya yaitu tidak terpenuhinya gizi yang optimal. Seiring bertambahnya usia balita maka kebutuhannya juga bertambah dan MPASI memiliki peran yang penting untuk memenuhi kebutuhan bayi berusia lebih dari 6 bulan. Pemberian MPASI yang tidak adekuat akan berpengaruh dengan kejadian stunting. Secara global, stunting menjadi salah satu tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) ke-2 yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik, dan mendukung pertanian berkelanjutan. Stunting memberikan dampak pada kehidupan anak secara jangka pendek maupun panjang seperti dapat menyebabkan kerusakan permanen pada perkembangan kognitif, motorik, intelektual yang menimbulkan konsekuensi terhadap pendidikan, pendapatan, serta produktivitas pada masa dewasa. Pertumbuhan yang terhambat pada anak stunting bersifat irreversible (tidak dapat kembali seperti semula).

Dalam rangka mencegah meningkatnya angka stunting di Desa Sokawera, mahasiswa KKN Tim I Undip mengajak ibu balita berpartipasi dalam edukasi terkait stunting serta penyuluhan pentingnya 1000 HPK dan MPASI berbasis pangan lokal untuk menciptakan generasi emas yang berkualitas. Dua program ini dilaksanakan dalam dua rangkaian dan sasaran Posyandu yang berbeda karena mempertimbangkan pengkajian masalah serta saran dari bidan desa. Pada program edukasi terkait stunting dilaksanakan pada Posyandu Melati 2 Desa Sokawera sedangkan program penyuluhan pentingnya 1000 HPK dan MPASI berbasis pangan lokal dilaksanakan pada Posyandu Melati 4. Kedua program ini digelar secara luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.

Program pertama yaitu edukasi terkait stunting dilaksanakan pada 18 Januari 2022 dan dihadiri oleh bidan desa, kader Posyandu, serta ibu balita yang memiliki antusiasme yang besar. Kegiatannya dimulai dengan penyampaian terkait situasi stunting di Indonesia, definisi stunting, faktor risiko yang menyebabkan stunting, dampak dari stunting, asupan gizi yang perlu diperhatikan berkaitan dengan stunting, strategi mengatasi stunting, dan tips pencegahan serta penanganan stunting. Setelah penyampaian materi dilakukan sesi tanya jawab dan penyerahan bingkisan kepada ibu balita yang aktif untuk bentuk apresiasi.

Mahasiswa KKN Tim I Undip 2021/2022 Memberikan Edukasi Terkait Stunting pada Ibu Balita di Posyandu Melati 2 Desa Sokawera

Program kedua yaitu penyuluhan pentingnya 1000 HPK dan MPASI berbasis pangan lokal dilaksanakan pada 20 Januari 2022 dan dihadiri oleh kader Posyandu serta ibu balita. Kegiatan pada program ini diawali dengan penyampaian terkait 1000 HPK, dampak jika gizi tidak tepenuhi pada periode emas, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam 1000 HPK, dan cara agar kebutuhan gizi anak pada 1000 HPK dapat terpenuhi dengan optimal. Setelah menjelaskan terkait 1000 HPK dilanjutkan dengan penyampaian terkait MPASI, manfaat pemberian MPASI, strategi pemberian MPASI, tahapan MPASI, MPASI 4 bintang, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI. Selain itu, dilakukan pemutaran video praktik pembuatan MPASI berbasis pangan lokal dengan menunjukkan tekstur MPASI yang sesuai dengan usia balita. Saat program dilaksanakan, ibu balita sangat fokus dan aktif memperhatikan mahasiwa KKN Tim I Undip menyampaikan materi. Selain itu, ibu balita juga dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh tim KKN.  

Mahasiswa KKN Tim I Undip 2021/2022 Memberikan Edukasi Terkait Pentingnya 1000 HPK dan MPASI Berbasis Pangan Lokal pada Ibu Balita di Posyandu Melati 4 Desa Sokawera

Program ini diakhiri dengan pemberian poster dan booklet yang akan dibagikan untuk semua Posyandu di Desa Sokawera. Harapan dari pemberian media edukasi ini agar semua ibu balita di Desa Sokawera mendapatkan informasi yang sama terkait stunting dan pentingnya 1000 HPK serta MPASI. Kader Posyandu maupun bidan desa menyampaikan harapannya setelah program berakhir bahwa dengan adanya program edukasi gizi terkait stunting maupun penyuluhan terkait pentingnya 1000 HPK dan MPASI, ibu balita dapat lebih peduli dengan hal-hal yang menyangkut dengan kejadian stunting terutama pemenuhan kebutuhan balita dan dapat menciptakan generasi-generasi emas bangsa bebas stunting. Selain itu, aksi penurunan angka stunting ini dapat membantu Indonesia untuk memenuhi target RPJMN 2020-2024 yaitu prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024.

Penulis                                                 : Alfia Nur Laili

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) : Nurhasmadiar Nandini., S.KM., M.Kes

Lokasi                                                  : Desa Sokawera, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas