Mahasiswa KKN UNDIP Berikan Edukasi Cashless Payment Menggunakan QRIS ke UMKM Guna Mendukung UMKM Go Digital

Semarang (5/2). Agar daya tahan usaha UMKM semakin tinggi dan skala usahanya semakin besar, pemerintah terus mendorong sektor UMKM agar go digital. Hingga 2023, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM Go Digital dengan tiga strategi yaitu peningkatan infrastruktur jaringan internet, memaksimalkan program literasi digital, dan pelatihan langsung kepada UMKM. UMKM didorong memanfaatkan layanan digital untuk lebih mengembangkan usahanya. Apalagi fondasi digitalisasi Indonesia dinilai cukup kuat untuk membantu UMKM mendapatkan akses keuangan ataupun permodalan.

Sepanjang tahun 2020, produk fintech mulai marak bermunculan di Indonesia. Produk ini muncul bukan tanpa alasan, berdasarkan hasil studi oleh Ipsos Indonesia di awal tahun 2020 menunjukkan adanya perubahan perilaku pembayaran masyarakat yang mulai beralih menuju cashless. Istilah cashless society sendiri semakin familiar selama beberapa tahun terakhir. Secara sederhana, ini adalah sebuatan untuk masyarakat atau komunitas yang lebih banyak menggunakan transaksi non-tunai dalam keagiatan ekonomi sehari – harinya. Tidak hanya itu saja, tren ini ternyata juga didukung pemerintah. Bank Indonesia sebagai badan hukum publik rupanya telah mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) untuk mendorong transaksi uang elektronik. Selain itu, di saat pandemi covid-19 ini, transaksi uang tunai penting untuk mengurangi resiko tertular covid-19. Kondisi pandemi mendorong masyarakat melakukan pembayaran non-tunai dalam transaksi keuangannya. Adhila Sekar P yang merupakan mahasiswa KKN UNDIP periode I tahun 2022 memberikan sosialiasasi dan edukasi mengenai penggunaan QRIS kepada UMKM di Kelurahan Pleburan agar lebih mengenal QRIS, karena QRIS dapat menjadi solusi bagi UMKM untuk masuk ke ekosistem keuangan formal. Dengan QRIS, UMKM bisa memulai akses pembayaran digital sehingga mereka bisa mudah mengakses permodalan.

Penulis : Adhila Sekar Permatasari

Dosen Pembimbing Lapangan : dr. Rani Tiyas Budiyanti, M.H.