##Peningkatan Fungsi Kader PSN Sebagai Promotor Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Mengenai Kegiatan Pencegahan Demam Berdarah
Irfan Hilmianto (4/2/2022)
Semarang(04/02/22) – Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. DBD merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah besar kesehatan masyarakat dunia. Diperkirakan 50 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus dengue tiap tahunnya. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organization), di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus DBD terbanyak dengan 129,560 orang terinfeksi pada tahun 2015. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat pada tahun 2016, terdapat 201.885 penderita DBD di seluruh wilayah Indonesia dimana sebanyak 1.585 penderita meninggal dunia. Pada musim hujan populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan. Alhasil, ini bisa meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit demam berdarah dengue.
Baik DBD maupun infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penyakit parah yang bisa berakibat fatal, yaitu kematian. Penanganan klinis untuk orang yang mengalami penyakit parah dengan salah satu dari kedua penyakit ini cukup berbeda. Penanganannya sering kali membutuhkan perawatan berbasis rumah sakit. Sayangnya, hampir semua rumah sakit saat ini berfokus pada perawatan pasien infeksi COVID-19. Langkah terbaik adalah melakukan pencegahan DBD di tengah pandemi.
Kenaikan kasus demam berdarah dengue ini patut menjadi perhatian serius. Hal ini mengingat Indonesia juga tengah dilanda pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, yang sudah menginfeksi lebih dari 3,5 juta orang dengan jumlah yang meninggal dunia mencapai 102.375 orang. Adanya kader PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) hanya bergerak dalam mengecek jentik di rumah tangga. Peningkatan peran kader perlu dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dari pencegahan penyakit DBD. Dengan sosialisasi serta pembuatan modul, diharapkan kader juga dapat berperan sebagai promotor kesehatan di masyarakat terutama mengenai pencegahan DBD melalui gerakan 3M
Penulis : Irfan Hilmianto (25000118130169) – Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dosen Pembimbing : Ir. Hermin Werdiningsih, M.T.
Lokasi : RW 07, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang