Antisipasi Bahaya Adiksi Internet Dan Gadget Pada Anak Akibat Dampak Pandemi Covid-19 Bersama Ibu PKK RT 05 RW 01 Desa Sukodono, Tahunan, Jepara
Pandemi COVID-19 memang belum usai, setelah gelombang dua usai dan situasi mulai terkendali muncul kembali varian baru yang lebih meraja lela. Banyak sekali aspek kehidupan masyarakat yang terkendala akibat pandemi ini. bahkan pandemi tidak memandang status, umur, atau profesi, semua kalangan masyarakat terkena dampaknya. Selain daripada dampak jangka pendek, pandemi COVID-19 menimbulkan dampak jangka Panjang yang patut dijadikan keprihatinan bersama. Dikutip dari Tempo.co.id, Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan sekitar lebih dari 200 juta orang akan tetap menganggur pada 2022. Hal ini juga diakibatkan oleh pandemi yang masih terus ada selama 2 tahun ini. selain daripada hal-hal besar yang dapat menjadi dampak, perlu dimengerti juga bahwa dampak pandemi jangka panjang juga dapat terjadi pada anak-anak generasi bangsa.
Semenjak pandemi segala kegiatan dilakukan secara online, termasuk pendidikan. Anak-anak yang seharusnya belum cukup umur untuk mengoperasikan telepon genggam mau tidak mau harus mulai belajar untuk menggunakannya. Begitu pula dengan orang tua harus menyiapkan dana lebih guna membeli perangkat penunjang kegiatan belajar daring anak-anak mereka. Namun, ternyata tidak sedikit dari anak-anak yang mulai menimbulkan gejala adiksi pada internet dan gadget. Mulai dari tidak bisa lepas dari telepon genggam mereka hingga marah jika diminta untuk berhenti.
Oleh karena itu, Indriana Eka Pertiwi selaku mahasiswi KKN dari Universitas Diponegoro berbagi pengetahuan kepada orang tua khususnya ibu-ibu warga RT 05 RW 01 Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Jepara mengenai dampak , bahaya, serta bagaimana menanggulangi adiksi internet pada anak-anak melalui poster interaktif yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pada orang tua mengenai bahaya internet pada anak-anak. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 28 Januari 2022.


“Tapi mbak, anak-anak kadang lebih jago main HP daripada ibunya,” ungkap Ibu Saripuk, salah satu warga RT 05. Ya, tentu saja tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi lebih cepat diserap oleh anak-anak. Seakan sudah jadi makanan sehari-hari, namun hal itu tidak menutup kemungkinan sebagai orang tua tidak bisa memantau kegiatan anak dalam dunia maya.
Pengetahuan ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk mengajarkan anak bijak dalam bermain handphone dan internet. Agar tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan yang menimpa anak juga keluarga. Mengingat banyaknya kejahatan cyber yang terus bertambah jumlah dan jenisnya.
Penulis : Indriana Eka Pertiwi
DPL : Ir. Wahju Krisna Hidajat, MT.