Mengenal Furoshiki, Kain Pembungkus dari Jepang Pengganti Plastik
Sunggingan, Kabupaten Kudus (24/01) – Fakta bahwa plastik menjadi permasalahan besar di bumi kita pada saat ini membuktikan masih banyaknya jumlah sampah di bumi. Laporan dari Greenpeace menyebutkan jika setiap tahun, 500 miliar plastik botol diproduksi setiap harinya. Karena hal ini, pada tahun 2020 manusia akan menghasilkan lebih dari 500 juta ton sampah plastik, meningkat 900% dari tahun 1980. Bahkan, World Economic Forum (WEF) memprediksi pada 2050 jumlah plastik akan lebih banyak dibandingkan jumlah ikan yang di bumi.
Banyak pemerintah di dunia telah sedang melakukan upaya untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh dampak plastik kepada lingkungan. Salah satunya adalah Uni Eropa. Pada Juli 2021, Uni Eropa resmi melarang penggunaan produk sekali pakai (Cotton Bud, alat makan, sedotan, dll).
Upaya untuk mencegah hal itu terjadi, adalah dengan mengurangi penggunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari. Salah satunya adalah berbelanja. Saat berbelanja, sering kali kita membutuhkan plastik untuk mengemas barang belanjaan kita. Plastik yang digunakan untuk mengemas barang kita merupakan plastik sekali pakai dan dalam praktiknya plastik tersebut mengalami proses pembuangan tepat setelah digunakan. Hal ini yang dinilai merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya jumlah sampah plastik di bumi.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Alvin Fadhila, yang merupakan mahasiswa program studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Universitas Diponegoro mengadakan kegiatan edukasi penggunaan furoshiki. Furoshiki merupakan kata dari bahasa Jepang yang memiliki makna kain untuk membungkus, membawa, dan menyimpan barang. Kegiatan edukasi dilakukan dengan cara penyebaran poster.
Dalam prosesnya, terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan. Tahap-tahap tersebut meliputi, perizinan kegiatan, pembuatan desain poster, dan penempelan poster. Kegiatan perizinan dilakukan pada Kamis (06/01), kepada bapak Sonhaji, selaku kepala lurah Sunggingan. Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan desain poster. Pembuatan desain poster dilakukan selama 2 hari. Pada hari pertama, penulis menggambar sketsa di kertas, yang kemudian pada hari kedua dilakukan proses digitalisasi.
Kegiatan selanjutnya adalah penempelan poster. Kegiatan penempelan poster dilakukan pada minggu ketiga pelaksanaan KKN. Poster ditempelkan di sekitar kelurahan Sunggingan, Kabupaten Kudus.
Diharapkan kedepannya masyarakat mulai menggunakan furoshiki sebagai pengganti plastik untuk mengurangi limbah plastik.
KKN TIM 1 2021/2022 Universitas Diponegoro
Penulis: Alvin Fadhila
DPL: Ir. Wahju Krisna Hidayat, M. T
Lokasi: Kelurahan Sunggingan, Kabupaten Kudus