KEREN! Mahasiswa UNDIP Sulap Minyak Jelantah menjadi Sabun

Sragen (09/02) – Kegiatan KKN Undip Tim I 2021/2022 telah berlangsung sejak Rabu, 5 Januari 2022 hingga Selasa, 15 Februari 2022. KKN Undip kali ini mengusung konsep KKN Reguler Mandiri dimana mahasiswa bisa memilih untuk melaksanakan KKN sesuai pembagian LPPM Undip atau bisa juga memilih KKN Pulang Kampung di domisili masing-masing. Hal ini terjadi karena kondisi Indonesia yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid-19. Untuk itu KKN Undip Tim I 2021/2022 mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Menuju Pasca Pandemi Covid-19 Berbasis SDG’s”. Mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan empat kegiatan yang dirancang menjadi bentuk program kerja.

Harga minyak yang melambung tinggi kini tengah menjadi salah satu permasalahan di Indonesia. Pasalnya hampir setiap rumah tangga pasti membutuhkan bahan dapur ini, termasuk warga RT 05 Dukuh Tegalrejo. Dukuh ini terdiri dari 58 KK yang tentunya masih melakukan kegiatan di dapur, sehingga kegiatan masak dengan menggunakan minyak goreng pun masih terus dilakukan. Di sisi lain, menurut Hardinsyah selaku Ketua Umum PERGIZI PANGAN sebaiknya minyak goreng tidak digunakan berulang lebih dari 3 kali. Minyak goreng yang terus digunakan untuk menggoreng akan meningkatkan frekuensi terjadinya reaksi hidrolisis yang melepaskan banyak asam lemak bebas dan gliserol. Adanya kandungan asam lemak bebas yang semakin banyak tersebut apabila terus dikonsumsi oleh tubuh maka dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke. Tentu saja akan banyak masyarakat yang keberatan untuk membuang minyak bekas tersebut karena harganya pun tidak murah. Sehingga untuk menjawab permasalahan tersebut, dapat dilakukan proses recycle minyak jelantah menjadi sabun cuci piring yang tetap bermanfaat namun tidak membahayakan kesehatan masyarakat.

Pengolahan minyak jelantah menjadi sabun padat terbilang mudah dan murah sehingga ibu-ibu rumah tangga akan sangat mudah membuatnya sendiri di rumah. Bahan yang dipersiapkan adalah minyak jelantah, arang, NaOH (soda api), air, ekstrak lidah buaya, essential oil. Cara pembuatannya yaitu pertama sebanyak 250 gr minyak jelantah direndam selama 24 jam dengan arang untuk menghilangkan bau dan mencerahkan warna minyak. setelah itu, saring minyak dengan kertas saring ke dalam wadah lain. Sambil menunggu saringan, siapkan campuran 45 gr air dengan 45 gr ekstrak lidah buaya. Kemudian ke dalam campuran air-ekstrak lidah buaya tambahkan 40 gr NaOH (soda api), aduk hingga homogen. Selama proses pembuatan sabun ini dianjurkan menggunakan sarung tangan dan masker karena reaksi antara soda api dan air akan menghasilkan panas dan dapat mengiritasi kulit. Setelah homogen, tambahkan minyak yang telah disaring dan aduk hingga rata. Pengadukan secara manual (tanpa mixer) dapat dilakukan selama 15-20 menit. Adonan sabun diaduk hingga membentuk pasta. Setelah terbentuk pasta maka adonan harus cepat dituang ke dalam cetakan (non-alumunium) dan didiamkan selama 24 jam. Lalu lepas sabun dari cetakan apabila sudah 24 jam. Sabun ini baik digunakan setelah disimpan selama 3 – 4 minggu untuk menyempurkan reaksi antara minyak dan soda api.

Sosialisasi mengenai pengolahan limbah minyak jelantah menjadi sabun padat untuk cuci piring ini telah dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Januari 2022 yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK dukuh Tegalrejo. Ibu-ibu yang hadir tampak antusias mengenai kegiatan sosialisasi ini.

—————————————————————————————————————–

Penulis: Saskia Vianova – S1 Teknik Kimia

Dosen Pembimbing Lapangan: Muhyiddin, S.Ag., M.Ag., MH

Ketua RT: Ngadimin (RT 05, Dukuh Tegalrejo, Desa Kedungwaduk, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen)