VAKSINASI BOOSTER SUDAH DILAKSANAKAN, MAHASISWI KKN UNDIP MENGINGATKAN KEMBALI PERAWATAN PASCA VAKSINASI MELALUI SOSIALISASI
Kasus COVID-19 kini kembali mengalami peningkatan pada beberapa negara, tanpa terkecuali dengan negara yang memiliki tingkat cakupan vaksinasi tinggi. Oleh karena itu Indonesia kian menggencarkan vaksinasi, terutama vaksinasi dosis 3 atau vaksin booster. Hal ini didukung oleh adanya kewenangan Kemenkes berupa menerbitkan Surat Edaran Pelaksanaan Vaksinasi Booster di Semua Wilayah di Indonesia. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan hasil studi menunjukkan telah terjadi penurunan antibodi pada 6 bulan setelah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis primer lengkap, sehingga dibutuhkan pemberian dosis lanjutan atau booster untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan. Apalagi kini kasus COVID-19 kembali mengalami peningkatan.
Vaksinasi booster sendiri merupakan vaksinasi COVID-19 yang diberikan setelah seseorang mendapat vaksinasi primer dosis lengkap yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan. Vaksinasi booster ini diselenggarakan oleh Pemerintah dengan sasaran masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas kelompok Lansia dan penderita imunokompromais. Penerima vaksinasi booster memiliki syarat berupa harus berusia 18 tahun ke atas dan telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal 6 bulan sebelumnya.
Pada Kelurahan Petompon sendiri diketahui telah melaksanakan vaksinasi booster yang dilaksanakan pada balai Kelurahan Petompon, dengan panitia berupa anggota kelurahan, tenaga kesehatan dari Puskesmas serta bantuan para mahasiswa KKN Universitas Diponegoro. Vaksinasi booster yang dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2022 hari Sabtu pagi tersebut berjalan lancar dengan prioritas penerima yakni Lansia. Terlihat masyarakat setempat sangat antusias menerima vaksin booster, antrian lancar, dan tidak terlihat berdesak-desakan. Meski begitu, terlihat masih ada beberapa warganya yang ketakutan dengan efek dari pemberian vaksin booster ini. Warga masih sedikit trauma dengan vaksin dosis pertama maupun dosis kedua yang pernah dilakukan dahulu, mereka takut jika nanti memberi efek yang sama atau bahkan lebih parah. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Undip berinisiatif melaksanakan program kerja berupa sosialisasi mengenai bagaimana perawatan pasca mendapatkan vaksinasi khususnya setelah mendapatkan vaksin booster.
Sosialisasi berjalan lancar dengan sasaran awal berupa ibu-ibu PKK, karena ibu-ibu disini berperan penting dalam perawatan anggota keluarganya yang sakit ada merasakan gejala KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) atau merupakan gejala medis yang dapat terjadi setelah vaksinasi/imunisasi yang diduga terkait dengan vaksinasi/imunisasi yang diberikan. Maka dari itu mahasiswa KKN memberikan sosialisasi pada sasaran utama atau primer terlebih dahulu. Sosialisasi diberikan saat ibu-ibu mengadakan acara rutin bulanan arisan PKK/Dawis dengan bantuan pendekatan stakeholder terkait yakni ibu RW dan ibu RT setempat. Sosialisasi diberikan juga dengan bantuan media berupa flyer mengenai perawatan pasca vaksinasi, jadi ibu-ibu yang diberikan sosialisasi menerima edukasi secara two-way traffic dimana saat sosialisasi ibu-ibu diberi tanya jawab yang biasa diketahui sebagai pre-test. Setelah sesi tanya jawab, kemudian sosialisasi dilanjutkan dengan penjelasan mengenai apa itu KIPI, bagaimana menyikapinya, bagaimana penanganannya. Hal tersebut diberikan agar ibu-ibu dapat menerapkannya suatu saat nanti dan mengetahui bahwa KIPI dengan gejala tertentu adalah normal dan dapat ditangani jadi tidak perlu panik.