Waspadai Longsor Saat Hujan Deras, Mahasiswa KKN Undip Laksanakan Mitigasi Bencana Melalui Pembuatan Peta Rawan Longsor

Penyerahan Peta Rawan Bencana Logsor Kepada Pihak Kelurahan Bendan Ngisor

Semarang (10/02/2022), Meningkatnya permasalahan bencana alam setiap musim hujan seperti longsor maupun banjir yang dipicu oleh adanya intensitas hujan yang tinggi pada beberapa kawasan di Indonesia. Tercatat pada setiap tahunnya, Kota Semarang selalu menjadi langganan dari terjadinya bencan longsor. Hal tersebut merupakan kompilasi dari berbagai faktor fisik dan kegiatan masyarakat yang bersifat non-fisik. Beragamnya kontur kawasan, meningkatnya perubahan tatagunalahan menjadi builtup area, aktivitas penggunaan air permukaan, hingga banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya bencana longsor di Kota Semarang berupa keterbatasan lahan sehingga menyebabkan banyaknya permukiman yang beradaptasi dan menyebarluas secara swadaya pada kawasan yang curam. Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah dan stakeholder terkait dalam mengatasi permasalahan tersebut, namun bencana longsor masih tetap dapat terjadi kapan saja tanpa adanya peringatan lebih lanjut akibat banyaknya faktor yang dapat menyebabkan bencana alam tersebut.

Peta Rawan Bencana Longsor Kelurahan Bendan Ngisor

Respon yang dilakukan terhadap permasalahan eksisting, mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro 2021/2022 melaksanakan program kerja pembuatan peta kerawanan bencana alam longsor di Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur. Visualisasi kawasan rawan bencana alam yang terdapat pada kawasan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan perencanaan maupun pencegahan meminimalisir potensi terjadinya bencana longsor. Kegiatan dilakukan melalui analisis sistem informasi geografi (SIG) melalui aplikasi Arcmap/Arcgis dengan mempertimbangkan berbagai variabel yang mempengaruhi terjadinya bencana longsor berupa kelerengan, curah hujan kawasan, tatagunalahan, geologi, dan jenis tanah yang terdapat pada wilayah Bendan Ngisor. Diharapkan melalui hasil pemetaan kawasan rawan bencana longsor yang dihasilkan mampu untuk membantu pemerintah mengedukasi terhadap potensi rawan bencana yang terjadi sehingga dapat berkolaborasi dalam mencegah kemungkinan terjadinya longsor. Beberapa upaya ringan yang dapat dilakukan tiap rumah tangga dalam mengurangi resiko rawan bencana longsor dengan menciptakan irigasi yang terkendali, reboisasi, dan menjaga kebersihan sampah yang dihasilkan. Selain itu, melalui peta ini pemerintah dapat menetapkan kawasan yang sesuai untuk dijadikan pusat aktivitas masyarakat berupa kawasan budidaya permukiman yang tepat dan sesuai peruntukannya agar dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat jauh dari rawan bencana.

Penulis: Refli Widianto — Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro