Kasus DBD Meningkat! Pemetaan Rawan Bencana Jadi Strategi Untuk Tingkatkan Mitigasi DBD di Kelurahan Sembungharjo
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Semarang, Jawa Tengah, mengalami peningkatan selama musim penghujan. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Roemani Kota Semarang, di tahun 2021 untuk Oktober terdapat 28 kasus DBD, November 39 kasus dan Desember tercatat 50 kasus DBD. Namun di Minggu awal Januari 2022, kasus DBD tercatat menurun hanya 2 kasus, dan per tanggal 4 Januari 2022, satu pasien DBD anak yang masih menjalani rawat inap. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti selama musim hujan. Sebab, nyamuk ini bersarang dan berkembang biak di air bersih yang dibiarkan tergenang.
Dalam mengatasi kasus terkait wabah DBD tidak hanya dapat dilakukan dengan tindakan preventif seperti program fogging dan 3M yang selama ini telah dijalankan, namun juga diperlukan adanya pemetaan kawasan rawan terhadap wabah penyakit DBD. Sehingga dapat ditentukan kawasan prioritas dalam penanganan wabah tersebut. Oleh karena itu, berhubungan dengan adanya kegiatan KKN yang merupakan salah satu bentuk perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian. Mahasiswi KKN Undip, Salsabila Kusuma Maharani dari jurusan PWK ikut serta membantu memecahkan masalah tersebut. Kegiatan KKN ini dilaksanakan mulai tanggal 5 Januari 2022 hingga 15 Februari 2022. Sejalan dengan tema KKN yang diangkat, yakni “Pemberdayaan Masyarakat Menuju Pasca Pandemi Covid-19 Berbasis SDGs”.
Salah satu program yang dilaksanakan oleh mahasiswi KKN adalah “Peningkatan Mitigasi Bencana dengan Pemetaan Kawasan Rawan Bencana DBD di Kelurahan Sembungharjo”. Pembuatan peta rawan bencana ini dilatarbelakangi adanya peningkatan sarang nyamuk yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) saat musim penghujan di Kelurahan Sembungharjo. Walau telah dilakukan pencegahan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mingguan, namun hasilnya dirasa belum optimal karena belum mempertimbangkan lokasi prioritas untuk pencegahan. Oleh karena itu, dibutuhkan pemetaan yang diharapkan mampu untuk menentukan wilayah prioritas pelaksanaan program antisipasi dan penanggulangan DBD di Kelurahan Sembungharjo sehingga mampu meningkatkan mitigasi bencana DBD.
Pemaparan program kerja ini dilakukan pada (29/01) saat mengikuti kegiatan PKK RT 3 RW 4. Mahasiswi menjelaskan terlebih dahulu latar belakang permasalahan yang terjadi di Kelurahan Sembungharjo mengenai sarang nyamuk yang menyebabkan DBD. Setelahnya, mahasiswi KKN memberikan gambaran mengapa pencegahan yang telah dilakukan di Kelurahan Sembungharjo belum optimal walau telah dilakukan PSN tiap minggunya. Mahasiswi KKN menunjukkan peta rawan bencana DBD yang telah dibuat untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan belum optimalnya mitigasi DBD yang ada di Kelurahan Sembungharjo. Selain melakukan pemaparan di PKK RT, mahasiswi KKN juga membagikan materi kepada Bu RW dan Bu RT untuk disebarkan kepada warganya.
Setelah pelaksanaan program kerja tersebut, juga telah dilakukan evaluasi sebagai upaya mengetahui keberlanjutan program kerja. Mahasiswi KKN mewawancarai salah satu ibu PKK RT 3 yang turut hadir dalam pemaparan program kerja yang telah dilakukan sebelumnya. “Dari pemaparan kemarin, saya baru tahu kalau peta itu banyak manfaatnya ya, mbak. Apalagi peta juga bisa bantu mengatasi permasalahan yang ada di lingkungan. Saya dan ibu-ibu yang lain juga jadi lebih paham ternyata RT 3 itu masuk daerah yang kerawanan DBD sedang. Kami juga jadi tahu faktor apa yang menyebabkan RT kami belum optimal dalam penanganan DBD. Terima kasih banyak ya mbak, penjelasannya sangat berguna untuk kami dalam meningkatkan penanganan DBD di Kelurahan Sembungharjo khususnya di RT 3 ini”, ujar Bu Karyati selaku Bu RT 3.
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa dengan adanya peta rawan bencana DBD tersebut dapat membantu pihak Kelurahan Sembungharjo mengetahui lokasi prioritas sehingga dalam melaksanakan mitigasi bencana DBD lebih optimal. Selain itu, masyarakat Kelurahan Sembungharjo juga mendapatkan pemahaman baru mengenai manfaat peta dalam memecahkan masalah yang ada di lingkungan. Serta dengan adanya peta tersebut masyarakat dapat mengetahui faktor kerawanan dari segi spasial. Dengan program yang telah dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat di lokasi KKN.
Penulis: Salsabila Kusuma Maharani/FT PWK UNDIP 2018
DPL : Aghus Sofwan, ST., MT., PhD