Pemberdayaan Warga dalam Mengolah Sampah Plastik menjadi Usaha UMKM yang Menjanjikan di Desa MARON
Penyerahan Program Pengolahan Sampah Plastik dan Botol
Dewasa ini isu mengenai sampah sangatlah kentara dilihat dari semakin menumpuknya limbah plastik di berbagai tempat. Tidak terkecuali daerah perumahan, daerah padat penduduk, maupun desa. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya konsumsi masyarakat akan berbagai produk buatan pabrik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yang menggunakan plastik dan botol sekali pakai sebagai kemasannya. Berdasarkan data yang di dapat, untuk wilayah Jakarta menyumbang lebih dari 1.000 ton sampah kemasan setiap harinya. Hal ini dapat mengartikan bahwa bisa saja daerah lain menyumbang kurang lebih 50% dari banyaknya sampah plastik kemasan dari Jakarta atau bahkan lebih.
Menurut penelitian yang telah diterbitkan oleh badan kesehatan lingkungan. Dinyatakan bahwa limbah sampah yang ada saat ini mengalami lonjakan yang signifikan akibat adanya virus COVID-19 yang mengharuskan setiap masyarakat menjaga kehigenisan barang dan makanan yang akan di konsumsi. Perlu di ketahui bahwa proses mengurai 1 sampah plastik memerlukan waktu sekitar 100-500 tahun untuk dapat terurai sempurna. Oleh sebab itu, penumpukan sampah menjadi pemandangan yang sangat sering dilihat di setiap daerah di Indonesia.
Dalam proses produksi plastik sendiri memerlukan minyak dan kayu sebagai salah satu bahan pembuatannya. Proses ini membuat banyak pencemaran dan kerusakan di berbagai tempat seperti tanah yang tidak subur, polusi udara, dan pencemaran air laut. Dampak nyatanya dapat dilihat baru-baru ini dimana wilayah Dataran Tinggi Dieng mengalami banjir dan tanah longsor di banyak titik rawan yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Untuk itu, alangkah baiknya bila masyarakat mulai mengubah sampah plastik menjadi berbagai kerajinan maupun barang yang dapat dimanfaatkan kembali.