Dimana Tanah Dipijak, Disitu Sampah Perlu Ditindak

Salam lestari. jangan buang sampah ke kali.Persoalan sampah menjadi persoalan yang memerlukan kerjsama yang baik dari hulu sampai hilir. Terutama sampah plastik. Karena sampah plastik merupakan produk kimiawi yang otomatis tidak dapat terurai secara alamiah dan menurut literatur, memerlukan waktu puluhan tahun untuk dapat terurai, teruraipun menyisakan banyak bahaya. Polusi tanah bahkan bisa serius ketaraf polusi air tanah.

Pembakaran Sampah diruang terbuka

Sampah tidak bisa dipisahkan. Dari pola konsumtif masyarakat, untuk hal ini penulis menyoroti sampah plastik karena dilingkungan penulis paling banyak dijumpai adalah sampah plastik. Merujuk perilaku konsumen yang ingin kemasan yang ringan dan kuat, plastik menjadi sebuah pilihan untuk menjadi wadah, selain harganya yang murah. Namun dibalik kemudahnnnya tersimpan banyak bahaya.

Sampah plastik yang menumpuk dalam jumlah besar acap kali begitu saja dibakar diruang terbuka. Asap pekat berwarna hitam, udara yang menyesakkan, merupakan bahaya yang jelas terlihat dari pembakarannya. Yang tidak terlihat, dalam artian jangka panjang, lebih berbahaya, seperti dapat menyebabkan kematian juga dapat memicu kanker. Membuang sampah ke sungai juga tidak menjadi solusi. Sampah akan bertumpuk di hilir. Parahnya, sampah yang sampai ke lautan akan menjadi serpihan kecil yang termakan oleh ikan, bagaimana jika ikan yang mengkonsumsinya kita konsumsi? Berbahaya bukan

Banyak metode dan teknik pengelolaan sampah. Dari banyak metode salah satunya adalah bank sampah. Bank sampah hadir sebagai solusi di masyarakat. Setidaknya dengan hadirnya bank sampah, terlebih dahulu dilakukan proses pemilahan sampah untuk dikelompokkan sesuai jenis dan beratnya untuk dijual.

Selain bank sampah, ada juga pengolahan sampah dengan tungku bakar khusus, dimana asap yang dihasilkan sudah dilakukan proses filterisasi sehingga dapat meminimalisir bahaya asap hasil pembakarannya. Tungku bakar ini memanfaatkan proses pengkondensasian asap, secara awam penulis menyebutnya degan mengembunkan asap, sehingga partikel yang ikut dalam asap akan terkondensasi sehingga tidak keluar ke udara bebas.

Sosialisasi Bahaya Pembakaran Sampah

Secara nyata, penulis Bersama tim melakukan sosialisasi dengan melampirkan rujukan yang telah tim susun, sehingga masyarakat memiliki cara pandang baru dalam permasalahan sampah. Sosialisasi diikuti oleh ibu-ibu perwakilan PKK yang dalam kesempatan kali ini bertempat di Dusun Cengklok, Desa Butuh, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo. Dari sosialisasi yang penulis dan tim lakukan, beberapa perwakilan terlihat semangat dan tertarik untuk pengelolaan secara lebih lanjut. Juga, sosialisasi kali ini bekerjasama dengan Rumah Zakat Butuh, yang dihadiri oleh Pak Triman yang telah berpengalaman dalam masalah pengelolaan sampah secara mandiri.

Dokumentasi Foto Bersama

Akhir kata, penulis menyampaikan, permasalahan tentang bahaya sampah perlu ditanamkan dan dirawat agar tidak sak gebyaran saja. Kebanyakan penulis jumpai, hanya sak gebyaran bar kui uwis. Dari hulu ke hilir, dari masyarakat sampai pejabat. Warga biasa sampai pemegang kuasa.

Salam lestari, jangan buang sampah ke kali.

Ahmad Syarif Hidayat – Fisika Undip 2018 / FSM

ahmadsyarifhidayat@students.undip.ac.id

Butuh, Butuh, Kalikajar, Wonosobo

KKN Tim 1 Undip 2022

Dosen Pembimbing : Setya Budi Muhammad Abduh, S.Pt., M.Sc., Ph.D

Disampaikan dalam sosialisasi bahaya pembakaran sampah di Dusun Cengklok, Desa Butuh Kalikajar Wonosobo.