Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP Gencarkan Pencegahan Stunting di Desa Tlogopucang Melalui Masa Emas Kehidupan (1000 Hari Pertama Kehidupan)

Penyuluhan Cegah Stunting di Dusun Karang Tengah, Desa Tlogopucang

Pencegahan stunting di Desa Tlogopucang, Temanggung, Jawa Tengah melalui 1000 HPK dilakukan pada 14-25 Januari 2022 di 9 dusun, pelaksanaan penyuluhan berbarengan dengan kegiatan rutin posyandu yang dilakukan setiap bulan di setiap dusun. Pencegahan dan penanggulangan stunting di Desa Tlogopucang perlu dilakukan karena desa ini merupakan lokus stunting yang membutuhkan pendampingan dan penanggulangan secara tepat.

Kegiatan terdiri dari pelaksanaan posyandu (penimbangan berat badan) untuk mengetahui pertumbuhan balita apakah sesuai dengan grafik atau tidak, serta dilakukan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu anak di bawah dua tahun sebagai sasaran progran PEKAN GIAT. Penyuluhan dilakukan setelah semua selesai melakukan penimbangan berat badan kemudian di arahkan untuk duduk di tempat penyuluhan. Media yang digunakan adalah power point prinsip MPASI Kemenkes RI dan 1000 HPK. Penyuluhan yang dilakukan adalah penyuluhan interaktif, sehingga dalam pemberian materi ibu-ibu bisa langsung menanggapi dan bertanya terkait ha-hal yang masih belum dimengerti.  Dalam pelaksanannya, dusun yang diberikan penyuluhan hanya 6 dusun dari 9 dusun karena pelaksanaan posyandu bersamaan dengan program kerja yang lain, sehingga berdasar masukan dari Bidan Desa, saya dan anggota kelompok tidak mengikuti posyandu di 3 dusun yang dilaksanakan pada hari Rabu-Kamis, 19-20 Januari 2022.

Hasil yang dicapai dari program monodsiplin ini adalah ibu hamil dam ibu anak di bawah dua tahun maupun balita yang telah diberikan paparan edukasi 1000 HPK mengetahui terkait pentingnya 1000 HPK, dampak tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, dampak stunting, prinsip MPASI yang benar, dan pemberian makanan sesuai dengan kebutuhan di usia anak terutama baduta. Hasil capaian program dibuktikan dengan lebih dari 20 ibu-ibu dalam setiap posyandu mendapat informasi yang benar terkait topik yang telah disebutkan di atas, sehingga dalam pelaksanaannya ibu-ibu diharapkan tidak melakukan kesalahan karena faktor ketidaktahuan, selain itu ibu-ibu sangat antusias mendengarkan penyuluhan yang diberikan dan juga tertarik dibuktikan dengan banyak pertanyaan yang muncul, hal ini juga dapat dijadikan sebagai indikator bahwa ibu-ibu yang hadir di tempat penyuluhan memperhatikan dan menyimak materi yang diberikan oleh mahasiswa.

Tindak lanjut dari program ini adalah meminta ibu-ibu untuk menerapkan prinsip MPASI disesuaikan dengan ketersediaan pangan di desa Tlogopucang, meluruskan stigma masyarakat terkait pemberian MPASI yang masih menjadi pantangan karena mitos daerah setempat, penerapan praktik MPASI dapat dimulai sesegera mungkin, di Desa Tlogopucang sebagian besar ibu sudah memberikan praktik pemberian ASI selama 2 tahun namun di samping hal tersebut juga masih banyak yang belum paham terkait pemberian ASI Ekslusif, sehingga harapannya setelah diberikan penyuluhan dan edukasi terkait 1000 HPK para ibu dapat mempraktikkannya dengan benar.