Kreatif! Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur di Perkotaan Guna Mengurangi Limbah
Semarang (12/02/2022) – Permasalahan di lingkungan perkotaan selalu menjadi topik hangat dikarenakan permasalahan mengenai sampah dan limbah yang seakan menemui jalan buntu akibat produksi sampah dan limbah yang terus meningkat. Salah satu limbah organik yang berasal dari rumah tangga diperkotaan yaitu limbah cangkang telur. Telur merupakan salah satu hasil peternakan yang mengandung sumber protein hewani, memiliki kandungan gizi yang baik, mudah didapat dan harga relatif terjangkau. Hal ini menyebabkan masyarakat banyak mengonsumsi telur untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi telur yang dihasilkan di Kota Semarang tahun 2019 sebesar 15.268,44 ton yang terdiri dari 13.512,99 ton telur ayam buras, 1.477,22 ton ayam kampung dan 278,23 ton telur itik. Semakin tinggi produksi telur yang dihasilkan menandakan bahwa konsumsi telur di masyarakat juga meningkat. Jika limbah cangkang telur yang dihasilkan tidak dikendalikan maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan seperti pencemaran udara (bau busuk). Cangkang telur mengandung CaCO3 yang dapat menyebabkan terjadinya polusi karena adanya aktivitas mikroba dilingkungan.
Salah satu alternatif untuk mengatasi limbah cangkang telur diperkotaan yang tergolong sebagai limbah organic yaitu pengolahan limbah cangkang telur menjadi pupuk organik. Cangkang telur mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dengan persentase sebanyak 95%, fosfor (P) 3%, dan 3% lainnya terdiri dari magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), seng (Zn), mangan (Mn), besi (Fe) dan tembaga (Cu). Unsur – unsur tersebut sangat diperlukan oleh tanaman untuk proses pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme tanaman.

Pengolahan limbah cangkang telur dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan cangkang telur kemudian dijemur hingga kering, kemudian haluskan cangkang telur menggunakan blender/manual sehingga menjadi tepung dan siap digunakan. Dengan terlaksananya program kerja tersebut diharapkan dapat mengurangi limbah organik diwilayah masyarakat terutama di perkotaan.
Penulis : Syafira Hanifah
DPL : Ir. Ibnu Pratikto, M.Si.