LOW COST HIGH INCOME: Metode Biblioterapi sebagai teknik menyehatkan mental dan self healing dimasa pandemi.

Jakarta, 12 Februari 2022.

Pandemi yang sudah berjalan lebih kurang 2 tahun ini menyebabkan banyak masyarakat mengalami tekanan mental yang berlebihan. Tekanan mental yang berlebihan tersebut menyebabkan timbulnya perasaan stress dalam tempo singkat ataupun dalam tempo yang berkepanjangan. Selain itu, masyarakat juga disibukkan dengan adanya kabar/berita palsu yang beredar ditengah situasi yang kurang menguntungkan khususnya untuk warga masyarakat di lingkungan sekitar kita. Maka dari itu, hadirlah sebuah metode atau terapi penyembuhan menggunakan bahan bacaan (buku) yang disebut dengan teknik biblioterapi.
Teknik ini sudah muncul sudah lama sekali dipakai, namun istilah tersebut baru muncul pada rentan tahun 1920 hingga tahun 1950 an. Metode tersebut dipakai oleh salah satu rumah sakit di Amerika serikat sebagai bahan rujukan metode konseling oleh Asosiasi Perpustakaan di Amerika Serikat atau American Library Association (ALA). Metode ini memanfaatkan penggunaan bahan bacaan, dengan melakukan pendekatan melalui dua dimensi, yakni dimensi afektif dan dimensi kognitif. Tujuan dari penerapan metode ini. khususnya pada warga masyarakat adalah untuk menyehatkan mental yang diakibatkan banyaknya tekanan dimasa pandemi ini, serta metode ini juga dapat digunakan sebagai sarana meningkatkan keinginan dan kemampuan dalam berliterasi, dan juga untuk menjauhkan diri dari pergaulan yang terlarang seperti penyalahgunaan narkotika, dikarenakan metode ini menggunakkan dua pendekatan sekaligus, yakni pendekatan dimensi afektif dan kognitif. Untuk masalah dimensi afektif, bahan bacaan yang dipakai adalah fiksi, sedangkan kognitif adalah non-fiksi. Biblioterapi mampu menstimulus atau mengintervensi tindak laku dari seseorang yang sedang menjalani metode terapi tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama.