Demi Mendukung UMKM Batik Lokal Mahasiswa KKN Tematik UNDIP Membuat Inovasi Alat Gawangan Batik dari Pipa
Pemalang (25/07/2022) Mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro yang berasal dari Pemalang membuat inovasi baru berupa gawangan batik dari bahan pipa paralon.
Mahasiswa KKN yang berjumlah sepuluh orang ini mencetuskan ide untuk membuat gawangan batik dari pipa paralon. Gawangan sendiri merupakan alat yang biasa digunakan dalam proses membatik untuk tempat menaruh kain batik yang akan di lukis dengan canting. Biasanya gawangan yang digunakan oleh pengusaha batik terbuat dari bahan bambu. Awal mula tercetusnya inovasi ini adalah adanya rasa peduli dan prihatin dari para mahasiswa KKN terhadap alat gawangan yang digunakan oleh pengrajin batik. Gawangan yang terbuat dari bahan bambu nyatanya memiliki daya tahan yang kurang baik serta mudah keropos karena dimakan rayap. Seringkali pengrajin batik harus mengeluarkan biaya lagi untuk memperbaiki maupun membeli gawangan yang baru.
Permasalahan seperti ini tentunya juga akan mempengaruhi biaya produksi batik. Berdasarkan permasalahan tadi, mahasiswa KKN mencetuskan ide untuk membuat inovasi gawangan dari pipa paralon. Penggunaan pipa paralon dinilai akan lebih awet karena pipa paralon memiliki daya tahan yang lebih baik daripada bambu. Selain itu, pipa paralon juga ringan sehingga mudah untuk dibawa oleh pengrajin perempuan.
Pembuatan gawangan diawali dengan proses pengukuran terlebih dahulu kemudian pemotongan pipa paralon menjadi beberapa bagian, dan dirakit menjadi gawangan batik. Semua proses pembuatan gawangan pipa dilakukan di posko KKN. Gawangan yang sudah jadi pun tidak lupa diberi tambahan adonan semen sedikit untuk pemberat sehingga gawangan tidak mudah jatuh ketika terkena angina. Gawangan ini nantinya di akhir akan diberikan kepada Bu Atin selaku pengrajin serta pengusaha batik Arum Cempaka. Adanya inovasi gawangan pipa paralon diharapkan dapat mengurangi permasalahan UMKM Batik Arum Cempaka serta dapat menunjang proses pembuatan batik yang lebih baik.
Penulis: Rini Puji Astuti , Mahasiswa S1 Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Ilmu Budaya,KKN Tematik Universitas Diponegoro 2022, Desa Cibelok, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.
Dosen Pembimbing: Ir. RTD Wisnu Broto, M.T.