Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2022 Memberikan Edukasi Mengenai Kompos Takakura
Pertambahan jumlah penduduk di suatu kota bisa menjadi sebuah karunia, seperti dalam pepatah “Banyak anak, banyak berkah”, namun di sisi lain hal tersebut juga bisa menjadi sebuah kerugian. Tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan jumlah penduduk adalah faktor utama adanya pertambahan jumlah timbulan sampah di suatu kota. Kondisi permasalahan sampah di Indonesia saat ini masih belum bisa terselaikan, sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Semakin menggunung, meski pun sudah banyak fasilitas pengolahan sampah yang dibangun pemerintah seperti Tempat Penampungan Sementara Terpadu (TPST). Maka perlu diadakannya alternatif pengelolaan sampah lebih lanjut terutama dari skala rumah tangga.
Selama ini masih banyak masyarakat yang mengangap bahwa sampah adalah hal yang tidak berguna, sehingga apa pun jenis sampah yang dihasilkan akan langsung dibuang. Padalah sampah rumah tangga yang dibuang selama ini masih bisa memiliki nilai ekonomi dan bisa diubah menjadi berkah. Dalam mengatasi permasalahan sampah dari skala rumah tangga dengan efektif, terdapat banyak alternatif yang sudah tersedia. Salah satu dari salternatif yang sederhana dan mudah dilakukan semua orang adalah pengomposan sampah organik.
Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro 2022 yang dikenal dengan nama Alfadjri Syah Aulia dari Departemen Teknik Lingkungan 2019, telah melaksanakan kegiatan pemberian edukasi mengenai kompos takakura kepada masyarakat RW 08, Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta secara door to door pada tanggal 4 Agustus 2022.
Takakura merupakan metode kompos yang diperkenalkan oleh Mr. Takakura yang berasal dari Jepang pada pelatihan PUSDAKOTA Surabaya. Metode Takakura merupakan alternatif yang mudah dilakukan dan juga murah untuk mengatasi permasalahan sampah dari sumbernya. Hanya dibutuhkan beberapa alat dan bahan yang mudah ditemukan oleh masyarakat, antara lain Keranjang berlubang, sekam padi, bantal sekam, kardus bekas, pisau, gunting, EM4, plastik hitam, sampah organik rumah tangga, dan air. Proses pembuatan kompos Takakura ini sangat sederhana dan bisa selesai dalam beberapa menit
Setelah mengetahui betapa mudahnya mengelola sampah organik dengan metode kompos Takakura, masyarakat bisa memulainya dari rumah masing-masing. Dalam beberapa tahun ke depan bukan tidak mungkin semua negara di dunia, termasuk negara kita Indonesia, mampu menghilangkan sebagian besar masalah yang berkaitan dengan sampah. Jelas, untuk sampai ke sana, diperlukan peran serta masyarakat yang besar. Dengan mengolah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dan berharga, kita membantu menjaga lingkungan tetap bersih dan mewariskannya kepada anak cucu di masa depan.
Penulis : Alfadjri Syah Aulia, Mahasiwa Teknik Lingkungan
Dosen Pembimbing Lapangan : Prof. Dr. Ir. Florentina Kusmiyati, M.Sc.