Wujudkan Indonesia Emas 2045 dengan Generasi Bebas Stunting! Tim II KKN Undip Adakan Penyuluhan Pencegahan Stunting
Bekasi (1/8) — Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya dan memiliki penyebab utama kekurangan nutrisi. Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si kecil. Hanya saja, perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu stunting, sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek.
Tubuh pendek pada anak yang berada di bawah standar normal merupakan akibat dari kondisi kurang gizi yang telah berlangsung dalam waktu lama. Hal tersebut yang kemudian membuat pertumbuhan tinggi badan anak terhambat sehingga mengakibatkan dirinya tergolong stunting. Selain itu anak stunting juga cenderung terjangkit penyakit degeneratif seperti hipertensi, jantung, gagal ginjal, cancer dan yang lainnya. alasan tersebut juga kenapa pemerintah berupaya keras mencegah stunting, karena menginginkan generasi penerus yang cerdas dan sehat, tidak mudah sakit.
Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen. Dengan angka stunting di tahun 2021 sebesar 24,4 persen maka untuk mencapai target tersebut diperlukan penurunan 2,7 persen di setiap tahunnya. Untuk mencapai target tersebut pemerintah melakukan dua intervensi holistik yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik adalah intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dan kepada ibu sebelum dan di masa kehamilan, yang umumnya dilakukan di sektor kesehatan. Sedangkan intervensi sensitif dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan melalui kerja sama lintas sektor.
Tim II KKN Undip Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan melakukan kegiatan sosialisasi pencegahan dan bahaya stunting pada Posyandu Mutiara Hati RT.01 RW.037 pada hari Senin, 1 Agustus 2022. Kegiatan diawali dengan pengukuran lingkar lengan, lingkar kepala, berat badan, dan tinggi badan anak usia batita dan balita. Setelah itu, para ibu-ibu yang sudah melakukan pemeriksaan dan sembari menunggu bidan dikumpulkan untuk mengikuti kegiatan sosialisasi pencegahan stunting.
Kegiatan sosialisasi dimulai sejak pukul 10.00 WIB. Selama acara berlangsung, diadakan pemaparan materi yang terdiri atas definisi stunting, ciri-ciri stunting, penyebab stunting, cara mencegah stunting, serta pemenuhan gizi melalui pola makan sehari-hari ibu menyusui dengan memperbanyak mengkonsumsi ikan. Sebagai pelengkap upaya pencegahan stunting, materi Isi Piringku yang merupakan porsi makan dalam satu piring yang terdiri atas 50 persen buah dan sayur serta 50 persen sisanya adalah karbohidrat dan protein sebagai salah satu wujud kampanye makanan bergizi yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan juga disampaikan. Setelah sosialisasi berakhir, kami membagikan pemberian booklet pencegahan stunting dan souvenir alat makan untuk peserta. Sepanjang kegiatan dilaksanakan, para peserta dengan antusias menyimak dan banyak bertanya salah satunya adalah tentang mitos-mitos mengenai stunting.
Kegiatan sosialisasi ini didukung positif oleh Kader Posynadu Mutiara Hati. “Terima kasih kepada teman-teman dari Undip yang sudah membagi ilmu nya kepada ibu-ibu disini dan semoga tahun depan juga ada warga daerah Bekasi yang melaksanakan KKN di posyandu kami karena kegiatan ini sangat bermanfaat.” Ucap, Ibu Nurjannah yang merupakan Ketua Kader Posyandu Mutiara Hati, Melalui sosialisasi ini, diharapkan adanya keberlanjutan di masyarakat RW 3 berupa meningkatnya kesadaran atas bahaya dan pencegahan stunting.
DPL : Nissa Kusariana, S.KM., M.Kes
Penulis : Annisa Aura Rachmawati (Biologi 2019) dan Tunku Abdullah Salim (Hukum 2019)