Mahasiswa Undip lakukan Sosialisasi dan Edukasi Mengenai Biopori Sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Air yang Layak (SDGs No.6)
Semarang (04/08/2022) – Semakin berkurangnya daerah resapan air di lingkungan RW 09 Kelurahan Pedurungan Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang membuat semakin banyak genangan air di area-area tertentu di wiliyah tersebut. Melihat hal demikian, KKN Tim II UNDIP mencoba mencarikan solusi dengan program Lubang resapan air (biopori) di halaman – halaman rumah warga.
Kemudian ketika observasi lapangan ditemukan banyaknya sampah organik maupun non-organik yang tidak dimanfaatkan dan dibuang begitu saja. Melihat hal demikian, KKN Tim II UNDIP mencoba mencarikan solusi dengan program lubang resapan air (biopori) di halaman – halaman rumah warga memberikan sebuah solusi yang dapat meminimalisir dan memanfaatkan sampah tersebut agar memiliki nilai guna yaitu dengan cara pemanfaatan lubang biopori yang dapat menampung sampah organik dan dapat dijadikan sebagai daerah resapan air.
Biopori adalah metode alternatif yang digunakan untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk dan dapat meresapkan air hujan. Manfaat dari biopori ini diantaranya yaitu mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos, menyuburkan tanaman, meningkatkan daya resapan air, meningkatkan kualitas air tanah, dan mengurangi genangan air penyebab penyakit. Lubang biopori dibuat di pekarangan rumah milik warga, kebun, dan pinggir jalan.
Lubang biopori sengaja dibuat dekat dengan rumah sehingga warga dapat secara rutin membuang sampah organik yang dimiliki seperti sisa sayur, sisa buah, dan sebagainya ke dalam lubang tersebut. Lubang biopori yang dibuat dekat dengan tanaman maka dapat memberikan manfaat secara langsung karena sampah organik yang berada di dalam lubang akan membusuk dan menyuburkan tanah sehingga tanamanpun juga ikut subur
Apabila lubang biopori yang dibuat jauh dari tumbuhan maka dalam waktu dua minggu sekali pupuk dari lubang dapat diambil dan dapat digunakan pada tumbuhan yang ditanam di pot. Limbah non-organik juga dimanfaatkan dalam program ini yaitu dengan membuat penutup lubang biopori dari botol bekas.
Berdasarkan program biopori ini warga berharap agar kedepannya dapat membuat lubang biopori dan memanfaatkannya secara mandiri. Warga juga berharap bahwa dengan adanya lubang biopori dapat membuat tanah mereka menjadi subur sehingga tumbuhan yang mereka tanam juga ikut subur. Selain itu warga juga mendapatkan pengetahuan baru bahwa sampah organik yang semula mereka buang secara cuma-cuma ternyata memiliki nilai guna yaitu dapat dijadikan sebagai pupuk kompos.
“Saya berterimakasih dengan adanya edukasi tentang pemanfaatan dan pembuatan lubang resapan air (biopori), diharapkan nantinya warga dapat mengimplementasikan pembuatan lubang resapan air (biopori) di halaman rumah mereka” ungkap Pak Eko selaku Ketua RW 09 di Kelurahan Pedurungan Kidul.
Gambar 1. Pelaksanaan Edukasi Biopori di Lingkungan RW 09 Kelurahan Pedurungan Kidul
Penulis : Mochamad Habibie Rozi Putra / 21010118140148 / Teknik Sipil / Fakultas Teknik
DPL : Dr. Ir. Wiludjeng Roessali, M.Si.
Lokasi : Kelurahan Pedurungan Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang