Kreatif dan Inovatif, Mahasiswa KKN Tim II Undip ubah Limbah Cair Tahu menjadi POC yang bermanfaat!
Semarang (9/8), Limbah tahu berasal dari buangan atau sisa pengolahan kedelai menjadi tahu yang terbuang karena tidak terbentuk dengan baik menjadi tahu sehingga tidak dapat dikonsumsi. Terdapat dua jenis limbah tahu yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah cair merupakan bagian terbesar dan berpotensi mencemari lingkungan. Limbah ini terjadi karena adanya sisa air tahu yang tidak menggumpal, potongan tahu yang hancur karena proses penggumpalan yang tidak sempurna serta cairan keruh kekuningan yang dapat menimbulkan bau tidak sedap bila dibiarkan.
Kelurahan Jomblang terkenal dengan industri pabrik tahunya, dimana terdapat 3 pabrik tahu besar yang ada di sekitar wilayah jomblang. Dikarenakan faktor wilayahnya yang dekat dengan pasar menyebabkan rata-rata UMKM yang ada di kelurahan jomblang berprofesi sebagai pedagang. Pabrik tahu terbesar yang ada di wilayah Jomblang terletak di RW.13 dan RW.3, dimana pabrik tahu tersebut letaknya dekat dengan sungai. Hal ini bisa menyebabkan limbah yang dihasilkan pabrik tahu tersebut dapat mencemari sungai. Maka dari itu limbah tahu dapat diolah menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat yaitu dijadikan pupuk organik cair.
Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat di antaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman, sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman, sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca, dan serangan patogen penyebab penyakit, merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta mengurangi gugurnya daun, bunga, dan bakal buah.
Dari permasalahan tersebut maka mahasiswa KKN Tim II UNDIP Tahun 2021/2022 melakukan program pendampingan untuk pengolahan limbah tahu menjadi pupuk organik cair (POC). Program ini termasuk dalam SDGs poin ke 6 tentang air bersih dan sanitasi layak, dimana hal tersebut menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. Poin ini dapat merujuk pada sistem perairan yang terbebas dari sampah maupun limbah. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Alviyani Pratiwi, Mahasiswa Undip Jurusan Kimia dan dilakukan di wilayah RW.13/RT.01 Kelurahan Jomblang. Kecamatan Candisari, Kota Semarang. Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 5 Agustus 2022 jam 16.00 – 17.30 WIB yang bertempat di Musholah Al-Huda. Pelatihan pengolahan limbah ini diikuti oleh sekitar 46 orang ibu-ibu dari RW.13/RT.01.
Pengolahan limbah tahu menjadi pupuk organik cair sangatlah mudah dan bahan yang dibutuhkan juga mudah dicari. Bahan yang diperlukan meliputi limbah cair tahu, molase(tetes tebu), dan juga EM-4 (Effektive Microorganisme 4). Penggunaan molase sendiri bertujuan sebagai sumber makanan bagi bakteri. Molase digunakan sebagai media pemeliharaan bakteri dalam proses pembuatan probiotik. Penambahan EM-4 (Effektive Microorganisme 4) merupakan salah satu cara yang efektif dalam mempercepat proses pembuatan pupuk organik, selain itu stimulator EM-4 juga dapat meningkatkan kualitas dari pupuk yang dihasilkan.
Proses demonstrasi cara pembuatan pupuk
Kegiatan ini dilakukan dengan penjelasan singkat mengenai cara pengolahan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair (POC). Langkah pembuatan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair (POC) yaitu sebagai berikut:
1.Masukkan limbah cair tahu kedalam wadah sebanyak 6 liter
2.Menambahkan EM4 sebanyak 500 ml
3.Menambahkan tetes tebu/Molase sebanyak 500 ml
4.Lakukan pengadukan hingga tercampur merata
5.Tutup rapat wadah kemudian diamkan selama 5-7 hari
6.Setelah 5-7 hari pastikan tercium bau tape (fermentasi) dan timbul spora/jamur
7.Pupuk siap digunakan dengan dosis 1 gelas (250 ml) untuk 1 liter air
Output dalam bentuk leaflet
Selanjutnya, setelah penjelasan tersebut dilakukan demonstrasi cara pembuatan pupuk organik cairnya. Saat sedang dilakukan demonstrasi ada ibu-ibu bertanya “Bagaimana cara pengaplikasiannya pada tanamana?” Pupuk Organik Cair (POC) yang sudah jadi dapat langsung digunakan pada tanaman dengan cara, jika tanamannya didalam pot maka POC diencerkan terlebih dahulu dengan perbandingan POC dan air sebanyak 10:1. Namun jika digunakan pada tanaman yang ditanam di tanah maka POC dapat digunakan langsung sebanyak 5 ml untuk disiram di sekitar akar tanaman tanpa perlu diencerkan. Kemudian setelah itu dilakukan pembagian leaflet mengenai cara pengolahan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair (POC) kepada ibu-ibu yang hadir pada kegiatan tersebut.
Dokumentasi kegiatan bersama ibu-ibu RW.13/RT.01
Program pengolahan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair (POC) menurut ibu-ibu warga RW.13/RT.01 dirasa sangat berguna dan bermanfaat sekali terutama bagi ibu-ibu yang memiliki banyak tanaman di rumahnya. “Ternyata limbah tahu bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair dan pembuatannya juga cukup mudah dan praktis ya” ujar salah seorang ibu. Pembuatan pupuk secara mandiri ini bisa mengehemat pengeluaran untuk membeli pupuk npk atau urea di luar. Serta penggunaan pupuk organik cair (POC) memiliki banyak sekali manfaat bagi tanah dan tanaman.
Penulis : Alviyani Pratiwi (S1 Kimia, Fakultas Sains dan Matematika)
Editor : Hendrik, A.S.