Mahasiswa Undip Lakukan Edukasi Mengenai Cara Mengolah Sampah Plastik Asik dengan ECOBRICK.

(ilustrasi)Sampah-sampah plastik yang menggunung

Mlatibaru, Semarang (10-8-2022) – Situasi memasuki ke masa pasca-pandemi, maka kegiatan KKN TIM II Universitas Diponegoro tahun 2022 mulai dilaksanakan secara luring di daerah pilihan mahasiswa. Salah satu lokasi yag menjadi tempat pelaksanaan KKN adalah Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang. Dalam pelaksanaan KKN ini, mahasiswa UNDIP dituntut untuk dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui program SDG’s (Sustainable Development Goals).

Pengunaan sampah plastik sudah menjadi hal yang tidak terlepaskan dalam kegiatan sehari-hari. Keberadaan sampah plastik dan kurangnya keadaran dalam pengelolaan sampah plastik menyebabkan banyak masala yang timbul salah satunya adalah kerusakan ligkungan. Seperti yang telah kita ketahui, sampah plasik merupakan bahan anorganik yang sulit terurai. Penangan sampah plastik di Kelurahan Mlatibaru sangatlah kurang, berdasarkan survei yang dilakukan ditemukan bahwa sampah plastik dibiarkan tercecer di tanah maupun sengaja dibuang ke selokan dan sungai.

Apa sih ecobrick itu? dikutip dari zerowaste.id, “Eco” dan “brick” artinya bata ramah lingkungan. Disebut “bata” karena ia dapat menjadi alternatif bagi bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Maka dari itu ecobrick biasa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan furniture. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Eko-batu bata ini adalah teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi limbah padat tanpa biaya untuk individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Juga dikenal sebagai Bottle Brick atau Ecoladrillo. Solusi limbah lokal ini mulai disebut Ecobrick oleh gerakan masyarakat yang berkembang di seluruh dunia.

Sosialisasi Ecobrick pada pertemuan ibu-ibu PKK

Telah dilakukan juga sosialisasi mengenai cara pembuatan ecobrick tersebut dan didengarkan secara atentif karena caranya yang sangat mudah dan simpel. Sosialisasi ini disambut baik oleh ibu-ibu PKK RT05 RW02 karena sampah memang menjadi masalah utama di Kelurahan Mlatibaru. Penerapan ecobrick ini harapannya dapat membantu masyarakat untuk mengurangi volume sampah plastik. Oleh karena itu, warga dapat menerapkan ecobrick ini dengan mudah di rumah masing-masing sebagai side product.

Penulis : Rezy Ayatussyafi, Program Studi Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Mahasiswa KKN TIM II 2022