Stop Boraks! Mahasiswa KKN Tim II Undip Sosialisasikan Bahaya Boraks dan Cara Identifikasi Boraks pada Makanan Menggunakan Kunyit
Kegiatan Edukasi Bahaya Boraks dan Cara Identifikasi Boraks pada Makanan Menggunakan Kunyit di RW 05 Kelurahan Mlatibaru
Mlatibaru, Semarang (09/08/2022) – Maraknya berbagai jenis makanan yang mengkhawatirkan di sekitar masyarakat. Hal ini disebabkan oleh oknum penjual nakal yang mencampurkan makanan dengan bahan kimia berbahaya seperti boraks. Boraks merupakan senyawa kimia yang berbahaya untuk dikonsumsi, memiliki nama kimia natrium tetrabonat. Biasanya boraks digunakan pada bahan non pangan seperti untuk cairan pembersih serbaguna, pembunuh gulma, campuran pembuatan gelas, pengawet kayu, dan campuran pupuk tanaman. Namun boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan dan memberikan efek kenyal pada beberapa makanan seperti bakso, tahu, mie, kerupuk maupun lontong. Efek dari pengkonsumsian boraks dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan, mual, muntah, sesak nafas, gangguan pada sistem saraf pusat, gangguan pada ginjal dan hati, gejala pendarahan di lambung, kanker, hingga kematian.
Kegiatan Edukasi Bahaya Boraks dan Cara Identifikasi Boraks pada Makanan Menggunakan Kunyit di RW 05 Kelurahan Mlatibaru
Menanggapi hal tersebut, Mahasiswa KKN Tim II Undip 2021/2022, Intan Permata Sari di bawah bimbingan Pak Apip., SE., M.Si pada kegiatan KKN ini melakukan sosialisasi mengenai bahaya boraks dan cara identifikasi boraks pada makanan menggunakan kunyit. Kegiatan ini dilaksanakan di RW 05 Kelurahan Mlatibaru bersama dengan ibu-ibu PKK pada hari Selasa, 09 Agustus 2022 dengan memanfaatkan media berupa leaflet. Di dalam leaflet tersebut berisi informasi mengenai bahaya boraks bagi kesehatan, ciri pangan yang mengandung boraks dan cara identifikasi boraks pada makanan.
Leaflet untuk dibagikan kepada ibu-ibu PKK RW 05 Kelurahan Mlatibaru
Pengujian kandungan boraks ini sangat sederhana dan mudah diaplikasikan di rumah. Bahan yang dibutuhkan yaitu kunyit, air, tusuk gigi dan bahan makanan yang akan diuji. Langkah pertama yaitu menghaluskan kunyit dan beri sedikit air. Lalu rendam tusuk gigi ke dalam kunyit selama 3 jam. Tusukkan tusuk gigi ke bahan makanan yang akan diuji dan tunggu hasilnya beberapa menit. Jika terjadi perubahan warna pada tusuk gigi (dari warna kuning berubah menjadi warna merah) maka makanan tersebut mengandung boraks. Warna merah ini tergantung pada banyaknya boraks yang terkandung pada makanannya, semakin banyak kandungan boraksnya maka akan semakin merah tusuk giginya. Kunyit dapat digunakan sebagai indikator boraks karena kunyit mengandung senyawa kurkumin. Kurkumin dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada makanan karena kurkumin mampu menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi kompleks warna rosa atau yang biasa disebut dengan senyawa boronsiano kurkumin kompleks.
Melalui kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat menambah wawasan ibu-ibu PKK RW 05 Kelurahan Mlatibaru mengenai bahaya boraks bagi kesehatan, dapat lebih selektif dalam memilih makanan yang sehat, dan dapat menerapkan pengujian boraks pada makanan menggunakan kunyit secara mandiri di rumah.
KKN Tim II Universitas Diponegoro 2021/2022
Penulis: Intan Permata Sari, Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika
DPL: Apip., SE., M.Si