Stop Buang Minyak Jelantah! Mahasiswa Tim II KKN Undip Ajak Warga Mendaur Ulang Minyak Jelantah Menjadi Produk Bernilai Ekonomis

Genuksari (6/8/22) – Minyak goreng merupakan kebutuhan penting bagi ibu rumah tangga untuk memasak sehari-hari. Minyak goreng yang digunakan lebih dari satu kali biasa disebut sebagai minyak jelantah. Limbah minyak jelantah ini bisa berasal dari berbagai jenis minyak, seperti minyak jagung, minyak sayur, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, dll. Jika dibuang sembarangan, minyak jelantah dapat menyumbat saluran air dan berpotensi menjadi tempat tumbuhnya bakteri. Selain itu, minyak tersebut juga akan mengalir ke sungai dan berakhir di laut sehingga menyebabkan pencemaran air dan merusak ekosistem perairan karena minyak tersebut akan mengapung di permukaan dan menghalangi sinar matahari yang justru akan mengganggu proses fotosintesis tumbuhan sekaligus menurunkan kadar oksigen yang dibutuhkan oleh biota laut.

Nabila Ayu Eka Putri Ridhany, Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Program Studi S-1 Kimia, melakukan sosialisasi untuk mendaur ulang limbah minyak rumah tangga menjadi produk seperti sabun batang yang dapat menghasilkan nilai ekonomis. Sabun batang ini lebih disarankan untuk digunakan sebagai sabun lantai atau sabun cuci piring mengingat minyak yang digunakan adalah minyak bekas pakai. Tetapi tidak dipungkiri pula apabila ingin difungsikan dan aman bagi tubuh bisa dengan mengganti minyaknya dengan minyak baru yang cocok untuk kulit seperti VCO atau minyak zaitun.

Program ini dilaksanakan di Posko FKPM Kelurahan Genuksari pada hari Sabtu, 6 Agustus 2022 dan dihadiri oleh ibu PKK Kelurahan. Antusiasme ibu-ibu PKK saat try on pengolahan dan penyampaian materi sangat tinggi dilihat dari keaktifan bertanya dan rasa ingin tahu akan materi yang telah disampaikan.

IMG-8891

Sosialisasi ini dimulai dengan kegiatan pengolahan sabun dengan bahan yang telah disiapkan. Sebelumnya, minyak jelantah di rendam terlebih dahulu selama 24 jam menggunakan arang aktif yang telah dibakar. Setelahnya, minyak baru dapat dipakai untuk digunakan sebagai bahan baku sabun. Minyak jelantah kemudian dicampurkan dengan larutan soda api atau larutan NaOH dengan takaran yang sudah disertakan di dalam leaflet untuk membentuk reaksi saponifikasi (reaksi pembentukan sabun). Bahan tambahan yang lain yang digunakan di antaranya yaitu pewangi dan madu. Pewangi dan madu ini ditambahkan setelah minyak dan soda api telah dicampurkan dan membentuk tekstur kental agar dapat larut dengan baik. Larutan sabun kemudian dimasukkan ke dalam cetakan silikon agar mudah untuk dikeluarkan nantinya. Setelahnya didiamkan hingga memadat dan dilakukan proses curing (fase waktu tunggu setelah sabun menjadi padat). Biasanya proses saponifikasi pada sabun yang baru dibuat masih belum selesai sehingga masih ada kandungan alkali bebasnya. Oleh karena itu, diperlukan proses curing ini selama kurang lebih 2-4 minggu.

IMG-6391

Program ini selanjutnya diakhiri dengan sesi pembagian sabun batang dan foto bersama. Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan ibu-ibu di Kelurahan Genuksari dapat mengolah kembali limbah minyak tersebut dan mampu mengurangi pencemaran air guna menjaga ekosistem lingkungan sekitar.

Penulis : Nabila Ayu Eka Putri Ridhany – Kimia
DPL : Bagus Rahmanda, S.H., M.H.
Lokasi : Kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk, Kota Semarang

KKN TIM II UNIVERSITAS DIPONEGORO
#KKNtimIIperiode2022
#p2kknundip
#lppmundip
#undip