Breaking The Taboo: Mahasiswa Tim II KKN Undip Berikan Edukasi Seksual untuk Membentuk Perilaku Seks Positif pada Remaja
Alhimna Rusydana ― Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2022, Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi (FPsi), melakukan edukasi pendidikan seks untuk membentuk perilaku seks positif bagi remaja pada Rabu (03/08/2022)
Bekasi (3/8) ― Masa Remaja identik dengan masa peralihan yang erat dengan pencarian identitas diri dan perilaku berisiko lainnya, termasuk eksplorasi seksual. Tercatat selama sebelas tahun terakhir, jumlah kasus HIV di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus (kemkes.go.id). Secara global, 40% dari kasus HIV/AIDS terjadi pada usia 15-24 thn. Ini berarti tiap hari ada 7000 remaja terinfeksi HIV.
Fenomena tersebut menunjukkan betapa pentingnya pendidikan seksual terutama bagi remaja. Namun, pendidikan seksualitas sering kali dianggap tabu. Banyak pihak termasuk orang tua dari remaja di RW 024 merasa tidak nyaman untuk membicarakan hal tersebut sehingga penyampaiannya kerap ditunda-tunda dan menunggu anak bertanya terlebih dulu. Sehingga diperlukan adanya pemberian edukasi seksual guna membentuk perilaku seksual positif bagi para remaja. Program ini juga diharapkan mampu membantu mewujudkan SDGs ke-4 yaitu pendidikan berkualitas dan inklusif.
Program kerja ini dilaksanakan pada hari Rabu, 03 Agustus 2022 dan bertempat di Masjid Al-Firdaus. Kegiatan ini dihadiri oleh warga RW 024 Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, yang difokuskan kepada remaja berusia 11-17 tahun yang mana remaja pada usia tersebut sudah mulai mengalami masa pubertas.
Program kerja dimulai dengan menonton video edukasi mengenai pendidikan seksual. Kemudian pemateri mengenalkan anatomi tubuh “good touch & bad touch”. Pada sesi materi ini, remaja dikenalkan bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain agar kita tetap waspada. Selanjutnya yaitu pembahasan mengenai tanda-tanda remaja mengalami pubertas, tips menghadapi masa pubertas, bagaimana cara menjaga kebersihan organ reproduksi, serta mengenal bentuk-bentuk pelecehan dan hak kita terhadapnya.
Pemaparan dilakukan secara interaktif. Peserta menyambut secara positif dan tampak antusias dengan menyampaikan pertanyaan. Dengan dilakukannya sosialisasi ini, diharapkan adanya keberlanjutan pada remaja-remaja di RW 24 untuk mengenal dan melindungi diri sendiri lebih jauh lagi.
DPL : Nissa Kusariana, S.KM., M.Kes
Penulis : Alhimna Rusydana (Psikologi 2019)