Mahasiswa KKN Undip Tim II Kelurahan Wonodri Melakukan Kegiatan Sustainable Development Goals (SDGs) dengan Poin Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan serta Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Semarang (18/07/2022) – Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi. Hal ini dapat terjadi semenjak bayi dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika berusia dua tahun karena permasalahan stunting ditandai dengan tinggi badan balita yang tidak sesuai dengan balita lain seusianya (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Berdasarkan Dinas Kesehatan pada tahun 2021, tercatat bahwa terdapat 3,1% dari 44.058 balita yang menderita stunting di Kota Semarang. Walaupun presentasenya rendah, upaya pencegahan dan penanggulangan stunting tetap diperlukan untuk mencegah peningkatan presentase stunting di Semarang. Salah satu upaya yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Tim II Undip sebagai program kerjanya adalah dengan pemberian cookies kacang merah beserta penjelasannya untuk mencegah stunting.
Cookies kacang merah merupakan makanan alternatif atau cemilan yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil atau anak-anak sekalipun. Hal ini dikarenakan cookies tersebut yang terbuat dari oats dan tepung kacang merah sehingga kaya akan karbohidrat, protein, asam folat, dan mikronutrien yang dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi.
Gambar 1. Cookies Kacang Merah untuk Mencegah Stunting
Pemberian cookies kacang merah ini dilakukan di Balai RW III “Graha Wojo” Kelurahan Wonodri kepada para ibu hamil dan ibu yang memiliki anak berusia kurang lebih 2 tahun. Masing-masing ibu yang datang diberikan cookies sebanyak 1 bungkus. Kegiatan ini diawali dengan pengukuran tinggi dan berat badan anak untuk mengetahui apakah terdapat anak yang mengalami stunting. Setelah pendataan, acara dilanjutkan dengan penjelasan Ibu Anisa yang berasal dari Puskesmas Pandanaran tentang apa itu stunting dan makanan yang dapat dikonsumsi untuk mencegahnya.
Menindaklanjuti penjelasan tersebut, mahasiswa KKN Tim II Undip kemudian melanjutkan dengan penjelasan mengenai kandungan dan cara pembuatan cookies kacang merah. Sembari menjelaskan, mahasiswa KKN Tim II Undip membagikan cookies kacang merah dan selebaran resep kepada ibu-ibu yang datang.
Gambar 2. Membagikan Cookies Kacang Merah kepada Ibu-Ibu Peserta
Harapannya setelah pembagian cookies kacang merah dan resepnya, ibu-ibu yang datang akan tertarik dan mau untuk mencoba membuat cookies tersebut di rumah masing-masing untuk mencegah stunting. Selain itu, berdasarkan analisis hasil pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, masih banyak ditemukan pangan di peredaran yang pencantuman labelnya tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Padahal label pada pangan olahan memiliki banyak manfaat, seperti memberikan informasi yang benar dan jelas, memberikan petunjuk tepat, memberikan rasa aman dan percaya, dan menarik konsumen untuk membeli sehingga nantinya dapat menguntungkan produsen. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Tim II Undip melakukan program kerja penyuluhan standar label makanan/minuman sesuai Permenkes dan Keputusan Dirjen BPOM pada beberapa UMKM di Kelurahan Wonodri, Semarang Selatan, Kota Semarang untuk mengurangi ketidaksesuaian label pangan.
Mahasiswa KKN Tim II Undip datang ke masing-masing pelaku UMKM selama seminggu sekali dan memberikan sebuah leaflet yang dapat dibawa oleh pelaku UMKM sembari menjelaskan tentang komponen apa saja yang harus tercantum di dalam label, manfaat dari pelabelan yang tepat, serta contoh dari pelabelan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 79/Menkes/Per/III/1978 dan Keputusan Dirjen BPOM No. 02240/B/SK/VII/1991. Selain itu, mahasiswa KKN Tim II Undip juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan proses produksi dan pemasaran olahan pangan serta memberi solusi terhadap keluhan yang diberikan oleh pelaku UMKM. Pelaku UMKM yang telah didatangi adalah sebanyak 5 orang, yaitu Ibu Susiwati, Ibu Nunuk, Ibu Nining, Ibu Indah, dan Ibu Hayuning.
Gambar 3. Penyuluhan Kepada Ibu Susiwati (Pelaku UMKM 1)
Gambar 4. Penyuluhan Kepada Ibu Nunuk (Pelaku UMKM 2)
Harapannya setelah penyuluhan standar label makanan/minuman, pelaku UMKM dapat memperbaiki isi dari label yang digunakan serta mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan label yang sesuai dengan Permenkes dan Keputusan Dirjen BPOM.
Penulis : Elisabeth Febriane Lovita Sudjono – Teknologi Pangan/Fakultas Peternakan dan Pertanian
DPL : An’im Kafabih, S.E., M.E