Kampanyekan Pemuda Anti-Hoax, Mahasiswa KKN Undip Tim 2 Tahun 2022 berikan Sosialisasi #NoMoreHoax kepada Siswa SMA
Gambar 1. Kegiatan Sosialisasi #NoMoreHoax
Jakarta (10/8//2022) – Transformasi era yang mulai mengenalkan berita dan penyebaran informasi secara digital mulai diperkenalkan setelah teknologi internet ada. Dengan perkembangan internet, kelebihan untuk menyebarkan informasi dengan cakupan yang lebih luas dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 42.8% dari pengguna internet adalah pemuda/i yang diantaranya adalah 10-24 tahun (18.4%) dan 25-34 tahun (24.4%). Data tersebut juga selaras dengan perkembangan pesat teknologi pada awal abad millenium. Kehadiran berbagai fitur di media sosial juga memengaruhi minat baca dan konsumsi informasi.Walaupun begitu, pembaca masih banyak yang belum paham mengenai pentingnya akurasi dan verifikasi informasi yang ia dapat dari media sosial.
Saat ini hoax atau berita palsu juga menjadi fokus perhatian di media sosial. Informasi yang mengalir dimana-mana juga menyulitkan pembaca untuk menentukan apakah informasi yang didapat benar atau salah. Terlebih, banyak informasi palsu yang menjadi pemicu dari konflik horizontal yang diklaim disampaikan dari salah satu kelompok atau golongan tertentu.
Gambar 2. Pemaparan Materi #NoMoreHoax
Hal itulah yang mendasari Satria Abimayu, mahasiswa program studi Informatika, Universitas Diponegoro, untuk melakukan sosialisasi #NoMoreHoax kepada remaja. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan pada hari Rabu (23/7/2022) sebagai rangkaian dari program JanganTerjebak. Program ini diikuti oleh 30 siswa dengan jangkauan umur dari 14 sampai dengan 18 tahun. Adapun materi yang disampaikan ialah pengenalan hoax, tipe hoax, faktor dan dampak hoax, cara hoax tersebar luas, cara memvalidasi informasi serta cara mudah melaporkan penyebar hoax yang beredar di masyarakat.
Hoax menurut KBBI merupakan informasi yang salah. Menurut Oxford Learner Dictionaries, Hoax didefinisikan sebagai aksi yang secara sengaja untuk membuat seseorang percaya terhadap sesuatu yang tidak benar, terutama sesuatu yang tidak menyenangkan. Dalam praktiknya, Hoax sengaja dibuat untuk membuat masyarakat merasa tidak aman, nyaman dan kebingungan. Kebingungan ini mendorong masyarakat untuk mengambil keputusan yang lemah dan dimanfaatkan untuk mempengaruhi pemikiran dan persepsi dari masyarakat terhadap suatu kejadian. Dapat disimpulkan bahwa Hoax memiliki kekuatan untuk merebah persepsi sesorang terhedap sesuatu.
Gambar 3. Penyerahan Poster dan Buku Saku kepada Wakil Ketua Kelas dan Guru
Gambar 4. Pembagian Buku Saku Digital #NoMoreHoax
Diakhir kegiatan sosialisasi, Satria juga menyerahkan poster dan buku saku digital sebagai bahan literasi serta menyerahkan buku saku versi cetak kepada pihak sekolah SMAN 98 Jakarta.
Penulis : Satria Abimayu (Informatika – Fakultas Sains dan Matematika)