DUKUNG LINGKUNGAN DAN PENDIDIKAN INKLUSI! MAHASISWA TIM II KKN UNDIP WUJUDKAN LINGKUNGAN RAMAH DAN MENYADARI PENTINGNYA PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Microsoft-Teams-image-67

Sukorejo, Kota Semarang (25/07/2022) – Juverio Pangestu dari Fakultas Psikologi salah seorang Mahasiswa Universitas Diponegoro yang mengikuti KKN TIM II Undip telah melaksanakan program kerja monodisiplin berupa kegiatan psikoedukasi dengan nama program “Anakku Berlian Masa Depanku: Psikoedukasi Mewujudkan dan Mengenal Lingkungan Suportif dan Inklusi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus”di Posyandu RW 10 dan RW 5, Kelurahan Sukorejo, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Microsoft-Teams-image-73

Jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia dari tahun ketahun terus meningkat. PBB telah memprediksi bahwa paling sedikit ada 10% anak usia sekolah yang memiliki kebutuhan khusus. Sementara itu, di Indonesia jumlah anak usia sekolah, yaitu 5 – 14 tahun, ada sebanyak 42,8 juta jiwa. Jika mengikuti perkiraan tersebut, maka diperkirakan ada kurang lebih 4,2 juta anak Indonesia yang berkebutuhan khusus. Sementara itu, data hasil pendataan yang dilakukan oleh Kelurahan Sukorejo memiliki 41 yang di klasifikasikan sebagai individu berkebutuhan khusus. Diantara 41 tersebut terdapat 5 orang anak- anak, 8 orang remaja, 5 orang dengan kategori dewasa muda dan 23 orang dengan kategori dewasa tengah, akhir hingga manula. Selain itu, menurut Y salah seorang warga mengucapkan “Biasanya akan menyembunyikan karena takut stigma masyarakat terhadap anaknya dan belum mengenal sekolah inklusi”. Tidak hanya itu, seorang warga lain pun mengatakan “Ya mas, kami belum mengetahui dan kadang kita itu bingung harus bagaimana meresponnya”. Melihat hal tersebut, penting untuk dilakukan program edukasi masyarakat mengenai keberadaan pendidikan inklusi serta peran dari lingkungan untuk mendukung perkembangan anak berkebutuhan khusus.

Microsoft-Teams-image-72

Kegiatan tersebut dilakukan di posyandu sembari membantu proses pengecekan kesehatan. Kegiatan pemberian psikoedukasi ini diberikan ketika diakhir sesi posyandu. Hal tersebut pada saat orangtua telah menyelesaikan rangkaian pengecekan, maka didatangi satu persatu untuk diberikan psikoedukasi. Isi dari psikoedukasi ini pun menjelaskan mengenai jenis- jenis anak berkebutuhan khusus, dampak penerimaan keluarga pada perkembangan anak berkebutuhan khusus, peran lingkungan untuk membantu perkembangan anak berkebutuhan khusus, perkembangan anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kebutuhannya, serta mengenalkan sekolah inklusi untuk anak berkebutuhan khusus. Adapun respon atau tanggapan yang diberikan oleh warga disambut dengan baik. Salah satu bentuk respon dari warga seperti “Ya…ya mas, padahal kalau orangtua mau terbuka, lingkungan memberikan support dan anak tersebut dimasukkan ke sekolah inklusi. Maka dirinya akan bisa berkembang ya mas, dan tentunya pasti bisa berprestasi juga. Makasi ya dengan adanya program ini saya pribadi menjadi menyadari pentingnya peranan dari lingkungan sekitar untuk perkembangan anak berkebutuhan khusus”.

Dengan adanya program ini, masyarakat di lingkungan setempat mulai menyadari dan saling bahu- membahu untuk memberikan dukungan kepada orangtuanya maupun peduli terhadap perkembangan anak berkebutuhan khusus di lingkungan setempat.

Penulis: Juverio Pangestu (Psikologi – Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro)
Dosen Pembimbing Lapangan : Prof. Dr. Meiny Suzery, MS.
Lokasi : Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang.
KKN TIM II UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2022