Angka DBD Meningkat di Wonotingal, Mahasiswa KKN Undip Adakan Pemberdayaan Pencegahan DBD!
Wonotingal, Semarang (8/8). Tim KKN II 2021/2022 diterjunkan oleh Universitas Diponegoro ke kelurahan Wonotingal kecamatan Candisari sejak 5 Juli 2022 hingga 18 Agustus 2022. Mahasiswa KKN Undip diharapkan dapat menemukan potensi dan kelemahan yang terdapat di Wonotingal, dan diharapkan dapat memanfaatkan potensi serta mengatasi kelemahan sehingga warga setempat dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Salah satu permasalahan yang dikeluhkan oleh kader kesehatan RW setempat adalah demam berdarah. Dikatakan bahwa terdapat beberapa warga yang akhir-akhir ini terjangkit demam berdarah. Hal ini tentu saja menarik perhatian mahasiswa terutama mahasiswa dari fakultas rumpun kesehatan.
Setelah dilakukan survey lebih lanjut, Kepala Puskesmas Kagok yaitu dr. Silvina mengatakan bahwa “Walaupun program Pemberantasan Jentik Nyamuk (PJN) rutin dilaksanakan tiap minggu, angka penderita DBD tetap meningkat terutama akhir-akhir ini.”
Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, yang bila tidak diatasi maka sangat membahayakan nyawa orang yang terjangkit. Tidak sedikit orang yang meninggal akibat terkena DBD, dikarenakan pencegahan yang minim ataupun penanganan yang tidak maksimal. Tentu saja hal ini harus diatasi lebih lanjut.
Tergerak untuk membantu mengatasi masalah yang terjadi, Bintang Radeza Putra mahasiswa Fakultas Kedokteran peserta KKN Tim II Undip 2021/2022 dengan bimbingan DPL bapak Farid Agushybana, mengadakan program “Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue”. Program ini dilaksanakan pada 1-7 Agustus 2022, bertempat di RT 01-06 di RW 06. Program ini dilaksanakan rumah ke rumah, diutamakan pada rumah ketua RW, ketua RT, dan kader kesehatan setempat, sehingga kedepannya yang bersangkutan bisa terus melanjutkan kemanfaatan serta keberlanjutan program selaku tokoh masyarakat setempat.
Program ini dilaksanakan rumah ke rumah, diawali dengan edukasi serta tanya jawab mengenai DBD dengan bantuan media intervensi berupa leaflet, sehingga materi dapat terus dipakai dan disebarluaskan. Setelah dilakukan edukasi hingga paham dan jelas, dilakukan evaluasi kondisi rumah warga terkait kondisi-kondisi rumah yang memungkinkan dijadikan sarang nyamuk serta tempat tumbuh jentik-jentik.
“Saya berterimakasih kepada mas Bintang, programnya sangat menarik serta sangat memberikan informasi bagi saya, karena saya kemarin pernah terkena DBD dan harapannya setelah program ini keluarga saya tidak ada yang terkena DBD lagi,” ujar salah satu kader kesehatan setempat.
Diharapkan sasaran program ini yaitu tokoh masyarakat setempat, dapat melanjutkan edukasi mengenai DBD kepada masyarakat sekitar, serta membantu masyarakat terutama RW 06 bila terdapat gejala DBD maka harus segera diarahkan ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.
Program ini diharapkan mampu mengurangi angka kejadian DBD di RW 06 Wonotingal, Candisari dan mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat setempat sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) dari WHO yaitu kesehatan dan kesejahteraan.
Oleh : Bintang Radeza Putra
DPL :Farid Agushybana, SKM, DEA, Ph.D.