Cegah Stunting di Wonotingal, Mahasiswa KKN Undip Melakukan Pemberdayaan Program 1000 HPK.

Wonotingal, Semarang (7/8). Tim KKN II 2021/2022 diterjunkan oleh Universitas Diponegoro, salah satunya adalah di kelurahan Wonotingal kecamatan Candisari kota Semarang. KKN dilaksanakan sejak 5 Juli-18 Agustus 2022. Mahasiswa KKN Undip diharapkan dapat menemukan potensi dan masalah yang terdapat di Wonotingal, dan diharapkan dapat memaksimalkan potensi serta mengatasi masalah sehingga warga Wonotingal dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Salah satu permasalahan yang didapatkan di bidang kesehatan dapat dilihat ketika pelaksanaan Posyandu Anak di RW 06, yaitu didapatinya anak-anak yang pertumbuhannya belum maksimal dan bahkan ada beberapa anak yang karakteristiknya mengarah ke diagnosis stunting. Hal ini tentu saja menarik perhatian mahasiswa terutama mahasiswa Fakultas Kedokteran Undip.

Setelah dilakukan survey lebih lanjut, ibu Wardi selaku kader posyandu RW 06 mengatakan, “Di daerah sini, masih belum dilaksanakan penjaringan stunting sehingga data jelas mengenai anak yang stunting masih belum jelas. Ada beberapa orang tua yang cara merawat dan membesarkan anaknya masih belum maksimal.”

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh anak yang diakibatkan kekurangan gizi serta penyakit infeksi berulang. Stunting berakibat bukan hanya jangka pendek, namun hingga jangka panjang. Minimnya pengetahuan mengenai stunting tentu saja harus diatasi lebih lanjut sehingga anak-anak di RW 06 Wonotingal dapat tumbuh maksimal.

Tergerak untuk membantu mengatasi masalah yang terjadi, Bintang Radeza Putra mahasiswa Fakultas Kedokteran peserta KKN Tim II Undip 2021/2022 dengan bimbingan DPL bapak Farid Agushybana, mengadakan program “Pemberdayaan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Kepada Kader Posyandu dan Masyarakat sebagai Upaya Pemberantasan Stunting”. Program ini dilaksanakan pada 23 Juli 2022, bertempat di Balai RT 03 RW 06.

Program ini memiliki sasaran kader posyandu serta masyarakat di RW 06 terutama ibu yang memiliki anak ataupun yang sedang hamil, sehingga kedepannya yang bersangkutan bisa terus melanjutkan kemanfaatan serta keberlanjutan program selaku tokoh masyarakat setempat.

Program ini diawali dengan edukasi mengenai apa itu 1000 Hari Pertama Kehidupan dengan bantuan media leaflet dan powerpoint. Kemudian dilanjutkan forum diskusi dan tanya jawab mengenai masalah kesehatan ibu dan anak yang ada di RW 06 untuk dicari jalan keluar yang terbaik. Lalu dilakukan perencanaan keberlanjutan program ini berupa kunjungan ibu hamil dan ibu nifas yang direncanakan rutin dilaksanakan sebulan sekali oleh kader posyandu di RW 06.

“Kami berterimakasih kepada mas Bintang, programnya sangat menarik serta sangat memberikan manfaat bagi kami. Forum diskusi yang dilaksanakan juga sangat membantu kami dalam menentukan penyelesaian yang terbaik terkait permasalahan ibu-anak yang ada disini,” ujar bu Indah.

Diharapkan sasaran program ini yaitu kader posyandu setempat, dapat melanjutkan edukasi mengenai 1000 HPK kepada masyarakat sekitar, serta membantu masyarakat terutama RW 06 bila didapatkan tanda-tanda anak yang stunting, masalah ibu hamil dan ibu nifas, maka harus segera diarahkan ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.

Program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak di RW 06 Wonotingal, Candisari dan mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat setempat sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) dari WHO yaitu kesehatan dan kesejahteraan.

Oleh : Bintang Radeza Putra
DPL : Farid Agushybana, SKM, DEA, Ph.D.