KURANGI PENCEMARAN MIKROPLASTIK, Mahasiswa KKN UNDIP Perkenalkan ECOBRICK
Kabupaten Gunungkidul – Sampah merupakan sisa dari kegiatan sehari-hari manusia. Jenis sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga antara lain sampah organik, yaitu sampah yang dapat terurai secara alami, dan sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah terurai secara alami. Karena tidak dapat terurai secara alami, pada umumnya masyarakat langsung membuangnya di TPA. Bagi masyarakat yang belum terjangkau layanan pengelolaan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup, sampah anorganik biasanya dibakar, yang dapat menimbulkan pencemaran udara dan mengganggu kesehatan, dan yang paling buruk dibuang secara sembarangan. Terdapat beberapa pilihan pengelolaan sampah anorganik yang tidak hanya mencegah pencemaran pada lingkungan sekitar, namun juga bermanfaat bagi masyarakat.
Beberapa pilihan pengolahan sampah anorganik adalah penjualan sampah melalui bank sampah maupun pengepul barang bekas. Dengan demikian tidak hanya mencegah pencemaran, masyarakat mendapatkan manfaat yaitu menambah perekonomian melalui penjualan sampah tersebut. Selanjutnya sampah anorganik seperti botol bekas dapat dimanfaatkan menjadi barang kerajinan seperti pot bunga, yang juga dapat menambah nilai estetika rumah. Selain kedua cara tersebut, sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai ecobrick yang merupakan bata ramah lingkungan yang dapat membantu mengurangi jumlah sampah anorganik.
Kegiatan Pemaparan Ecobrick
Pada hari Jumat, 15 Juli 2022, mahasiswa KKN Tim II Univesitas Diponegoro Tahun 2022 melakukan sosialisasi mengenai ecobrick kepada anggota penggerak PKK Kelurahan Nglegi. Kegiatan sosialisasi dilakukan di Balai Kelurahan Nglegi pada tanggal 15 Juli 2022 yang dimulai pada pukul 10.00 WIB. Pada kegiatan ini mahasiswa memberikan infromasi mengenai ecobrick, cara membuat, serta pemanfaatannya kepada anggota penggerak PKK Kelurahan Nglegi.
Pembuatan ecobrick dilakukan dengan menyiapkan botol bekas yang sudah dibersihkan dengan tujuan agar tidak menimbulkan bau serta ampah anorganik berukuran kecil. Botol dan sampah anorganik yang digunakan harus kering agar tidak terbentuk timbunan air pada botol yang akan menjadi air lindi. Sampah anorganik dimasukkan ke dalam botol dan dipadatkan. Pemadatan harus dilakukan dengan baik dengan tidak menyisakan ruang kosong dalam botol agar struktur ecobrick kokoh dan aman saat digunakan. Untuk mengecek kepadatan dapat dilakukan dengan menekan bagian luar botol. Apabila sudah tidak terdapat ruang kosong maka botol tidak akan berubah bentuk, apabila botol berubah bentuk maka sampah perlu dipadatkan kembali dengan lebih baik. Ecobrick dapat dimanfaatkan sebagai furnitur, baik di dalam maupun di luar rumah, dan sebagai pengganti batu bata yang terbuat dari tanah liat.
Pemberian Kenang-kenangan Kepada PKK Kelurahan Nglegi
Selama kegiatan sosialisasi, anggota penggerak PKK Kelurahan Nglegi cukup antusias karena ecobrick merupakan jenis pengolahan sampah anrganik yang baru bagi masyarakat. Selain itu selama sosialisasi pembuatan ecobrick juga diberikan informasi mengenai bahaya pencemaran sampah anorganik yang dapat membahayakan kesehatan bagi masyaraikat saat ini dan generasi yang akan datang.
Penulis: Ria Anggun Dwi Wahyuni, Mahasiswa Teknik Lingkungan, Tim II KKN Universitas Diponegoro Tahun 2021/2022, Kelurahan Nglegi, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
Dosen Pembimbing Lapangan: Drs. Eko Ariyanto, M. T.