Work-Life Balance Mustahil? Mahasiswa UNDIP Ajak Menjadi Produktif dan Sehat Mental!

Semarang (11/08/2022) — Digitalisasi membuat sistem di masyarakat menjadi lebih serba cepat. Hal ini juga kemudian menjadi tantangan bersama dalam belajar, bekerja, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Produktivitas selanjutnya menjadi tolok ukur masyarakat terhadap kesuksesan seseorang, namun apakah ini baik untuk kesehatan mental kita?

Kesehatan seseorang tidak hanya melulu tentang fisik, tapi kesehatan mental juga merupakan bagian penting yang perlu diperhatikan. Keseimbangan antara kehidupan pribadi dan bekerja dibutuhkan agar dapat menjadi pribadi yang sehat mental namun bisa tetap produktif dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, istilah work-life balance menjadi ramai di masyarakat karena aplikasinya yang dapat membantu mencapai produktivitas yang tetap menyenangkan.

Mahasiswi UNDIP ini melakukan psikoedukasi kepada masyarakat RT 05 dan 06 RW 03 Kelurahan Karangtempel mengenai “Menjadi Pribadi yang Produktif dan Sehat Mental” melalui flyer dan penjelasan lisan serta diskusi bersama.

FLYER-KKN-SALMA
Flyer “8 Rahasia Produktif dan Sehat Mental” (sumber: dokumentasi pribadi)

Program “Menjadi Pribadi yang Produktif dan Sehat Mental” ini dilakukan ke warga sekitar yang berusia produktif. Psikoedukasi yang dilaksanakan terdiri dari pencerdasan tentang isu produktivitas sehari-hari, pandangan ilmu psikologi, cara dan strategi dalam menjalani work-life balance, hingga diskusi bersama warga.

“Betul, Mba, dulu pas muda saya bolak balik Semarang-Tangerang banting tulang, kerjain ini itu, apa aja dikerjain. Ya, kalo sekarang inilah waktunya lagi istirahat, ngecas ulang lagi. Perlu itu, anak muda juga perlu tau.” ungkap Pak Hartomo, salah satu warga RT 05 RW 03 Kelurahan Karangtempel ketika psikoedukasi dan diskusi berlangsung.

Penulis: Salma Dienhaq

Editor: Abdi Sukmono, S.T., M.T.