Seru! Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan Fisika Dalam Eksperimen Sederhana “Dapat Dicoba Di Rumah”
Tlogosari Kulon (2022) – Pengenalan sains secara aplikatif perlu dikembangkan. Pasalnya, banyak anak-anak saat ini tidak terlalu fokus dalam mendalami pengetahuannya, terutama dimasa Covid-19 yang telah melanda negeri ini selama kurun waktu 2 tahun lamanya. Memasuki waktu pasca Covid-19 dan mengikuti peraturan pemerintah mengenai dibukanya kembali pembelajaran tatap muka di setiap sekolah, menjadikan ini sebagai momentum untuk mengasah kembali daya serap, daya pengamatan, dan pengetahuan anak-anak terutama dalam bidang sains dikalangan anak-anak usia sekolah dasar. Oleh karena itu, dalam memanfaatkan momentum perubahan sistem pembelajaran ini, TIM II KKN UNDIP mengadakan kegiatan belajar sembari bermain yang dilakukan dengan anak-anak usia sekolah dasar-sekolah menengah di kelurahan Tlogosari Kulon, Pedurungan, Kota Semarang.
Kegiatan belajar sembari bermain ini dilakukan di Balai RW 09 Tlogosari Kulon yang dilakukan sore hari yakni pada hari Rabu tanggal 27 Juli 2022. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman anak-anak mengetahui konsep fisika yang mudah dengan dikemas dalam bentuk games dan eksperimen sederhana. Pada pengujiannya, pengarahan uji eksperimen ini diisi oleh mahasiswa Universitas Diponegoro yaitu Sulvy Rahmawati dari Fakultas Sains dan Matematika. Beberapa eksperimen akan diujikan disertai pertanyaan mengenai alasan fisis yang harus dijawab oleh anak-anak. Adapun eksperimen yang yang diujikan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut
1. Konsep Pembiasan
Alat dan bahan yang digunakan untuk mengujikan pembiasan sangat sederhana, yaitu gelas plastik putih bening sebagai wadah, air yang diisikan ke dalam gelas, serta sedotan. Setelah gelas plastik diisikan oleh air, masing-masing anak memasukkan sedotan ke dalam gelas tersebut dan mengamati hal apa yang terlihat aneh. Yapp! Sedotan akan bengkok. Hal ini diakibatkan oleh salah satu sifat cahaya yang dapat dibiaskan. Pembiasan terjadi karena benda yaitu sedotan melewati dua medium yang berbeda yaitu udara dan air. Ketika sedotan masuk ke dalam air, sedotan akan dibiaskan/ dibengkokkan mendekati garis normal atau tepian gelas.
2. Konsep medan listrik
Pada percobaan medan listrik bahan yang digunakan hanya menggunakan sebuah balon. Setiap anak akan mendapatkan balon sesuai warna kesukaan masing-masing. Setelahnya, mereka diminta untuk meniup balon tersebut dan menggosokkannya ke rambut dan mengarahkannya ke potongan kertas, lalu mangamati hal apa yang terjadi. Yang terjadi adalah balon akan berubah menjadi benda bermuatan akibat digsokkan ke rambut sehingga dapat menarik potongan-potongan kertas sehingga jadilah efek medan litrik sementara.
3. Karakteristik api
Pada kegiatan ini, anak-anak hanya diminta untuk mengamati sebuah lilin yang telah dihidupkan apinya. Mereka diminta untuk menjawab berbagai pertanyaan, yaitu kemanakah arah api menyala, serta mengapa terjadi demikian? Tentunya pengamatan mengenai api serta pembahasannya jarang dijelaskan dan dilakukan. Apakah pembaca tahu jawabannya? Yapp! Saat terjadi pembakaran, dalam kegiatan ini api lilin, api akan selalu mengarah ke atas. Apa alasannya? Hal ini terjadi karena massa jenis api yang ringan dibandingkan udara disekitar kita. Bila api lilin dimiringkan, api akan tetap mengarah ke atas dan akan selalau demikian.
4. Karakteristik asap
Sama halnya dengan api, pada kegiatan ini, anak-anak hanya diminta untuk mengamati sebuah lilin yang apinya telah dimatikan. Mereka diminta untuk menjelaskan apa yang timbul dari api yang telah dimatikan, kemana arahnya, dan mengapa hal ini bisa terjadi? Setelah api dimatikan tentu akan ada asap yang dihasilkan. Asap akan selalu bergerak mengarah ke atas. Kenapa begitu? Sama seperti api, massa jenis asap lebih kecil dari pada udara sehingga menyebabkan asap bergerak mengarah ke atas.
5. Konsep suara
Pada pengujian konsep suara ini, alat dan bahan yang digunakan berupa sedotan plastik dan gunting. Sedotan digunting dan dibuat dengan 2 panjang yang berbeda. Ujung masing-masing sedotan dipotong runcing keluar lalu ditiup. Anak-anak diminta untuk mendengar suara dari masing-masing suara sedotan yang ditiup. Ternyata, pada sedotan yang ukurannya lebih pendek, suara yang keluar sangat nyaring sedangkan pada sedotan dengan ukuran lebih panjang suara yang keluar terdengar lebih besar. Hal ini dikarenakan pengaruh dari perbedaan panjang kolom udara suara (sedotan). Semakin panjang ukuran kolom udara (sedotan) maka suara yang dihasilkan akan semakin besar begitu pula sebaliknya
Dari kelima kegiatan percobaan tersebut, anak-anak berhasil menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Anak-anak pun terlihat sangat antusias dalam mencoba setiap eksperimen dan menjawab setiap pertanyaaan. Selain itu, beberapa orang tua dari anak-anak yang hadir berharap kegiatan ini dapat meningkatkan semangat belajar anak-anak yang sudah kembali belajar tatap muka dan dapat melatih keaktifan dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar terutama dalam aspek sains.
Nama : Sulvy Rahmawati (24040119130094)
DPL : Dr. Yoyok Budi Pramono, S.Pt, M.Si
KKN Kota Semarang, Kecamatan Pedurungan, Kelurahan Tlogosari kulon