Tingkat Stres Masyarakat Masih Tinggi, Mahasiswa KKN Tim II Undip Berinisiatif Lakukan Sosialisasi Manajemen Stres
Semarang (10/08) – Stres merupakan suatu kondisi dimana seseorang merasakan guncangan atau tekanan akibat bertemu dengan suatu hal tertentu. Stres adalah sesuatu yang wajar dialami oleh semua orang, sehingga kehadiran fenomena ini tentulah tidak asing bagi diri seseorang. Sayangnya, masih banyak masyarakat menganggap stres dalam konotasi negatif saja. Stres biasanya dikaitkan dengan orang-orang yang memiliki penyakit mental tertentu. Padahal sebenarnya stres terbagi ke dalam dua jenis, yaitu stres ke arah yang negatif (distress) dan stres yang membangun (eustress).
Pandangan masyarakat mengenai stres dalam konotasi negatif, sebenarnya menunjukkan betapa rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai stres dan belum optimal nya pengelolaan stres pada diri seseorang. Mereka yang tidak bisa mengelola stres, biasanya memang akan mengarahkan stres yang dirasakan ke arah yang negatif. Beberapa hal yang menunjukkan seseorang mengalami stres dari sisi perilaku, antara lain nafsu makan yang bertambah atau berkurang secara tiba-tiba, pola tidur yang tidak teratur, badan lemas, kepala pusing, dan lain-lain. Jika terjadi secara berkelanjutan, maka ciri-ciri di atas dapat mengarah kepada penyakit lainnya yang lebih parah.
Dengan adanya pandemi Covid-19 pada beberapa tahun terakhir, membuat tingkat stres masyarakat semakin tinggi. Di awal masa pandemi, masyarakat mengalami kepanikan dan kekhawatiran akan fenomena ini. Ada beberapa masyarakat yang bahkan mengalami trauma akibat suara sirine ambulans yang bisa berturut-turut melewati rumah mereka dan seringnya pemberitaan kematian setiap harinya di televisi maupun media elektronik lainnya. Saat munculnya vaksin Covid-19 pun, banyak masyarakat yang tidak mau melakukan vaksin dengan alasan tidak pastinya keefektifan vaksin tersebut dan dikhawatirkan justru akan membawa penyakit.
Meskipun kini, masyarakat sudah tidak khawatir lagi akan Covid-19, bukan berarti masyarakat tidak mengalami stres. Lingkungan rumah, pekerjaan, sekolah, pertemanan, dan lain-lain tetap dapat memicu seseorang mengalami stres. Apalagi saat ini pengguna media sosial semakin mengingkat, sehingga informasi-informasi yang dibagikan di media sosial atau interaksi antar pengguna media sosial justru menjadi pemicu stres paling banyak di zaman ini.
Melihat fenomena tersebut, Arifah Rizki Nur Hidayah yang merupakan salah satu mahasiswa KKN Tim II Undip mengambil inisiatif untuk melakukan sosialisasi mengenai manajemen stres. Sosialiasi ini berisikan penjelasan mengenai stres, cara menghadapi dan mengurangi terjadinya stres, serta bagaimana manajemen stres yang bisa dilakukan secara mandiri. Sosialisasi ini dilakukan di RW 05 Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Dengan adanya sosialisasi mengenai manajemen stres, diharapkan masyarakat menerapkan pengelolaan stres dengan baik, sehingga dapat beraktivitas dengan lebih optimal. Dengan melakukan aktivitas secara optimal, masyarakat diharapkan dapat memaksimalkan potensi wilayah Wates dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, sosialisasi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan tingkat kesehatan mental di Indonesia.
Penulis:
Arifah Rizki Nur Hidayah (Psikologi)
Dosen Pembimbing Lapangan:
Apip, S.E., M. Si.