ECOPRINT: Batik Ramah Lingkungan dengan Omzet Menggiurkan

Produk Ecoprint pada Tote Bag
Produk Ecoprint pada Tote Bag

Semarang (11/08/22) Bahan organik seperti daun-daunan dan bunga banyak dijumpai dari lingkungan sekitar. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menjadi peluang usaha baru. Saat ini mulai dikenal ecoprint dengan memanfaatkan bahan organik yang zat warnanya dapat digunakan untuk membuat batik. Ecoprinting adalah sebuah teknik cetak dengan pewarnaan kain alami yang cukup sederhana namun dapat menghasilkan motif yang unik dan otentik. Prinsip pembuatannya adalah, melalui kontak langsung antara daun, bunga, batang atau bagian tubuh lain yang mengandung pigmen warna dengan media kain tertentu.

Belum dikenalnya ecoprint oleh masyarakat kelurahan Purwoyoso, membuat Adella Eka Wardani (21) terdorong untuk mengenalkan ecoprint kepada warga Purwoyoso. Ecoprint tidak membutuhkan modal besar, cukup dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang ada di sekitar, produk ecoprint dapat bernilai jual cukup tinggi. Ecoprint dapat dibuat pada kain atau juga bisa pada tote bag yang dapat digunakan sebagai tas belanja.

Pengenalan Ecoprint
Pengenalan Ecoprint

Terdapat dua metode dalam pembuatan ecoprint, yaitu metode Iron Blanket dan metode Pounding. Pada metode Iron Blanket, langkah pertama yang dilakukan adalah mordanting (pembersihan kain dari kotoran). Proses mordanting ini sama saja seperti mencuci pakaian. Setelah itu, siapkan pewarna dari bahan alam dengan merendam dedaunan dalam larutan cuka. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan zat warna pada dedaunan dengan maksimal. Lalu, setelah pewarna siap, bentangkan kain yang sudah dibersihkan dan tempelkan dedaunan yang sudah direndam dengan larutan cuka. Kemudian, gulung dengan pipa paralon lalu ikat dengan tali. Tahap terakhir, yaitu kukus kain yang telah diikat selama 2 jam.

Proses Pembuatan Ecoprint dengan Teknik Ecoprint
Proses Pembuatan Ecoprint dengan Teknik Ecoprint

Pada pelatihan yang telah dilaksanakan Sabtu, 23 Juli 2022 menerapkan pembuatan ecoprint dengan metode pounding pada media tote bag. Metode ini dapat dikatakan lebih mudah dilakukan daripada metode Iron Blanket karena prosesnya yang lebih singkat. Bahan-bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pembuatan ecoprint teknik pounding ini, diantaranya:
1. Tote bag berbahan kain blacu
2. Plastik
3. Palu kayu atau ulekan batu
4. Kain putih polos (kain mori)
5. Beberapa jenis daun
6. Tawas
7. Sendok
8. Ember
9. Air

Cara pembuatannya:
1. Siapkan alat bahan.
2. Plastik ditaruh di dalam tas 1 lalu daun ditaruh di atas tote bag (di bagian luar).
3. Pada atas daun ditutup dengan kain putih polos. Hal ini bertujuan agar ecoprint yang dihasilkan lebih bagus. Kain putih polos ini dapat diganti dengan lembaran plastik.
4. Pukul daun bagian yang telah tertutup kain atau plastik dengan palu hingga rata.
5. Siapkan air 1 L dan tawas 1 sendok makan (15 gr).
6. Jika motif yang dicetak pada tote bag dirasa sudah cukup cantik, rendam tote bag dalam air tawas selama 5-15 menit. Proses ini disebut fiksasi yang bertujuan agar zat warna daun dapat bertahan lama pada tote bag.
7. Lalu keringkan tote bag.

Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Ecoprint: Proses Fiksasi
Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Ecoprint: Proses Fiksasi

Produk ecoprint dengan motif yang cantik dapat bernilai jual ratusan ribu. Selain dapat dibuat pada tote bag, ecoprint dapat diterapkan pada jilbab, gorden, taplak meja, hingga pakaian.

Peserta Pelatihan Ibu-Ibu PKK RW 01 kelurahan Purwoyoso
Peserta Pelatihan Ibu-Ibu PKK RW 01 kelurahan Purwoyoso

Pelaksanaan pelatihan ini dilaksanakan di posko KKN Tim II Undip 2021/2022 dengan peserta ibu-ibu PKK RW 01 kelurahan Purwoyoso. Selama pelaksanannya, sangat terlihat antusiasme dari para peserta dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan mem-video selama proses pembuatan ecoprint. Di akhir acara, narasumber juga membagikan beberapa tote bag ecoprint kepada peserta pelatihan. Dengan adanya pelatihan pembuatan ecoprint ini, diharapkan peserta yang hadir dapat menyalurkan ilmunya ke masyarakat yang lain serta masyarakat dapat terinspirasi untuk menjadikannya sebagai sebuah usaha dan berkemauan untuk mengurangi sampah yang ada di sekitar.

Penulis: Adella Eka Wardani / 26050119120005

(Oseanografi – FPIK Universitas Diponegoro)

DPL: Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, MM, MA

Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah

KKN TIM II UNDIP 2021/2022