RAWASARI KRITIS HADAPI BUDAYA POPULER PADA ERA GLOBALISASI

IMG-20220723-175502

Rawasari, Jakarta Pusat (23/07/2022) – Familiar dengan musik K-POP atau film-film Hollywood? Hal-hal tersebut merupakan contoh-contoh fenomena budaya populer yang sering menjadi tren di kalangan masyarakat. Menurut Stuart Hall, budaya populer adalah budaya sebagai suatu pertunjukkan yang menampilkan ranah sesuai dengan kesepakatan bersama dalam masyarakat, serta di dalamnya terkandung ketahanan yang mengakar kuat.

Meskipun kehadiran budaya populer dapat memberikan perspektif budaya baru serta mendapatkan hiburan dan wawasan yang lebih beragam dari berbagai belahan dunia, terdapat pula pengaruh yang bisa berdampak negatif kepada masyarakat, antara lain bergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculan kebudayaan baru yang konon katanya lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian masyarakat. Ketika suatu budaya baru dikonsumsi tanpa adanya penyaringan dan pengetahuan yang cukup, masyarakat dapat berpengaruh pada unsur-unsur negatif dari budaya populer, seperti pergaulan bebas, westernisasi, dan juga dapat membentuk paradigma dan gaya hidup masyarakat dengan perilaku yang cenderung bersifat materialistis dan hedonis dalam lingkungan masyarakat kapitalis.

Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa Undip (Aisyah Zahra dari program studi Sastra Inggris 2019) dari kelompok Tim II KKN UNDIP 2022 Kelurahan Rawasari mengadakan program monodisipliner berjudul ‘Sosialisasi Paham, Pilah, Pintar Berbudaya!: Panduan Konsumsi Budaya Populer’ kepada Karang Taruna Kelurahan Rawasari pada hari Sabtu, 23 Juli 2022 di Sasana Krida Karang Taruna Kelurahan Rawasari. Materi yang dipaparkan pada program ini antara lain pengertian budaya populer, sejarah budaya populer, ciri-ciri budaya populer, dampak positif dan negatif dari budaya populer, contoh nyata budaya massa, dan cara menghadapi budaya populer.

Kegiatan diawali dengan pemaparan materi pengertian dan sejarah budaya populer dalam rangka memperkenalkan peserta mengenai budaya populer. Setelah itu, dijelaskan juga ciri-ciri budaya populer yaitu ketika suatu hal menjadi tren, adanya keseragaman bentuk, adaptabilitas, durabilitas, dan profitabilitas. Selain itu, dijelaskan juga mengenai dampak positif dan negatif dari budaya populer, contoh nyata budaya massa, dan cara menghadapi budaya populer.

IMG-20220723-172549

Pemaparan presentasi dilakukan dengan interaktif, yaitu dengan mempresentasikan foto-foto dan ilustrasi yang dapat menimbulkan suasana aktif antar Karang Taruna Kelurahan Rawasari sebagai peserta sehingga materi yang dijelaskan dapat dicerna dengan baik.

Setelah presentasi pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan penyerahan output program. Output program antara lain buku saku dan poster yang diserahkan kepada Karang Taruna Kelurahan Rawasari. Buku saku dan poster diharapkan dapat digunakan sebagai bentuk fisik dalam memberikan wawasan dan menambah kesadaran dalam menjadi kritis terhadap fenomena budaya populer yang melekat pada industri hiburan di media cetak maupun digital.

Screenshot-2022-08-07-234158

Evaluasi kegiatan pada program ini yaitu dilihat dari partisipasi dan keantusiasan Karang Taruna Kelurahan Rawasari sebagai peserta terhadap materi yang dipaparkan. Beberapa peserta menyampaikan perhatiannya terhadap masalah kurangnya kemampuan masyarakat akan kritis terhadap fenomena-fenomena budaya populer yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal dan memiliki dampak negatif terhadap masyarakat. Kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan program seperti durasi presentasi yang terlalu cepat karena keterbatasan waktu dan materi yang terlalu singkat. Dalam memperbaiki kekurangan ini, terdapat solusi kegiatan yaitu telah dibagikannya buku saku kepada Karang Taruna Kelurahan Rawasari yang berisi pembahasan lengkap sehingga materi diharapkan dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu, terdapat juga poster yang dapat ditempelkan di tempat Karang Taruna dan juga RPTRA Rawasari Ceria sehingga Karang Taruna dan warga Kelurahan Rawasari dapat memperoleh informasi mengenai fenomena budaya populer dan cara menghadapinya.

Karang Taruna Kelurahan Rawasari berharap masyarakat luas terutama warga kelurahan Rawasari bisa lebih paham dan lebih kritis akan keberadaan fenomena budaya populer yang melekat di masyarakat. Selain itu, Karang Taruna juga berharap agar masyarakat lebih paham mengenai budaya populer secara umum dan mengerti akan dampak positif dan negatif yang akan diterima. Dengan adanya program monodisiplin ‘Sosialisasi Paham, Pilah, Pintar Berbudaya!: Panduan Konsumsi Budaya Populer’, warga kelurahan Rawasari dan masyarakat luas dapat mengerti tentang budaya populer serta dapat memiliki kesadaran untuk memahami, memilah, dan menjadi pintar dan kritis akan fenomena budaya populer yang ditayangkan dan dicetak pada media massa.

Referensi:

DosenSosiologi.Com. 31 Oktober 2021. https://dosensosiologi.com/budaya-populer/

BUDAYA POPULER DAN REALITAS MEDIA. Teguh Imanto. 5 September 2012. https://www.esaunggul.ac.id/budaya-populer-dan-realitas-media/

Penulis: Aisyah Zahra (Jurusan Sastra Inggris/Fakultas Ilmu Budaya/2019)
DPL: Nurhadi Bashit, S.T., M.Eng.
Lokasi: Kelurahan Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat
Tanggal Pelaksanaan: 23 Juli 2022