Mahasiswa KKN Tim II UNDIP Ciptakan Inovasi UMKM Batik Jumputan dari Pewarna Alami Kunyit
Bandungan, Kabupaten Semarang ( 29/07/2022 ) – Seorang mahasiswa bernama Adi Supangat ( 21 )dari Prodi Informasi & Hubungan Masyarakat, Sekolah, Vokasi, Universitas Diponegoro, yang sedang melaksanakan program KKN Tim II di Desa Candi, Kecamatan Bandungan. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu implikasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Melalui kegiatan KKN ini, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman baru untuk menambah pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran untuk hidup bermasyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
Mahasiswa tersebut telah menciptakan inovasi UMKM Batik Jumputan Tradisional dari Pewarna Alami Kunyit. Program ini dilaksanakan di Rumah Ibu Fitriyani RT 02 RW 08 di Dusun Ngipik dan diikuti sepuluh anggota PKK Dusun Ngipik. Program ini mencakup penyuluhan dan bimbingan teknis pembuatan Batik Jumputan yang menggunakan pewarna alami dari Kunyit.
Batik jumputan merupakan salah satu jenis batik yang menggunakan teknik jumputan untuk membuat motifnya. Batik jumputan juga disebut batik ikat celup karena proses pembuatannya dengan mengikat dan mencelupkan kain ke dalam pewarna. Namun, disini pewarna alami yang digunakan yaitu berasal dari Kunyit. Kunyit merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara. Tumbuhan ini dapat menghasilkan warna alami berupa kuning hingga jingga yang umumnya dipakai sebagai pewarna alami untuk kain. Cara menggunakan pewarna alami dari kunyit yaitu dengan diparut sampai halus. Selanjutnya, parutan tersebut direbus dan didiamkan sampai dingin.
Dalam pelaksanaan program tersebut mahasiswa melakukan penyuluhan dengan memberikan materi presentasi, kemudian melakukan pelatihan kepada ibu-ibu PKK di Dusun Ngipik. Selama pelatihan ibu-ibu PKK sangat antusias untuk mengikuti dan bertanya. Keuntungan dalam penggunaan pewarna alami adalah tidak adanya efek samping bagi kesehatan. Selain itu, beberapa pewarna alami juga dapat berperan sebagai bahan pemberi flavor, zat antimikrobia, dan antioksidan. Hal tersebuit dapat menjadi inovasi inovasi UMKM di Dusun Ngipik baik di produksi secara individu maupun secara bersama-sama.
Penulis : Adi Supangat
Dosen Pembimbing Lapangan : Ir. Ibnu Pratikto, M,Si
Lokasi : Desa Candi, Kec. Bandungan, Kab. Semarang