Waspada Kehamilan Risiko Tinggi, Ibu Hamil Perlu Sekolah Lagi?

Whats-App-Image-2022-08-12-at-13-17-10

Cepogo, Boyolali (12/8) – Menurut data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah angka kasus kehamilan dengan risiko tinggi di Jawa Tengah masih cukup memprihatinkan yaitu sebesar 79,3%. Kabupaten Boyolali menempati urutan ke-5 dengan kasus kehamilan risiko tinggi paling banyak di Jawa Tengah, dimana terdapat kematian ibu sebanyak 21 kasus. Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang diketahui berisiko menimbulkan dampak buruk bagi ibu hamil dan bayi berupa sakit atau bahkan meninggal dunia. Salah satu penyebab tingginya angka kasus kehamilan risiko tinggi adalah rendahnya tingkat pengetahuan ibu berkaitan dengan kehamilannya.

Upaya pencegahan yang telah dilakukan sebelumnya di wilayah kerja Puskesmas Cepogo untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu yaitu melaksanakan penyuluhan tentang kehamilan berisiko tinggi. Penyuluhan tersebut dilaksanakan di setiap Posyandu satu tahun sekali oleh tenaga kesehatan dibantu kader Posyandu setiap kelurahan. Akan tetapi diketahui upaya tersebut belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Hasil wawancara dengan 15 orang ibu hamil di Kecamatan Cepogo menunjukkan 9 orang ibu hamil mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian, tanda bahaya, dan faktor risiko kehamilan risiko tinggi. Sisanya 6 orang ibu hamil mengetahui tanda bahaya kehamilan risiko tinggi seperti perdarahan dan faktor risiko lainnya.

Hal tersebut melatarbelakangi salah satu mahasiswi KKN Undip Tim II Tahun 2021/2022 Azizah Miratul Qulub untuk menyelenggarakan program Kelas Antenatal dan Senam Kehamilan di wilayah Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Program tersebut terdiri dari 2 kegiatan besar yaitu kelas antenatal dan senam kehamilan. Terbatasnya tempat penyelenggaraan kegiatan serta banyaknya peserta ibu hamil yang mengikuti kelas antenatal mengharuskan kegiatan tersebut dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama kelas antenatal dilaksanakan pada hari Sabtu (16/7) diikuti oleh 10 peserta dan sesi kedua pada hari Sabtu (23/7) diikuti oleh 11 peserta, bertempat di Poliklinik Kesehatan Desa Mliwis.

Dalam kelas antenatal atau kelas ibu hamil, mahasiswa didampingi oleh Bidan Desa Ibu Paryati A.Md.Keb., memberikan edukasi mengenail aplikasi Buku KIA untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Buku KIA berisi informasi-informasi penting mengenai kesehatan ibu dan anak. Pemahaman ibu mengenai aplikasi Buku KIA diharapkan dapat menyukseskan pemantauan kesehatan ibu dari masa kehamilan, persalinan, nifas, hingga setelah bayi lahir sampai usia balita. Selain itu, dalam kelas antenatal juga dilakukan penyuluhan mengenai kehamilan risiko tinggi dan cara pengelolaannya, agar ibu hamil dapat lebih waspada akan permasalahan tersebut.

kehamilan-risiko-tinggi

Leaflet Materi “Kehamilan Risiko Tinggi”

Rangkaian kegiatan diakhiri dengan senam kehamilan yang dilaksanakan pada hari Sabtu (6/8) bertempat di Aula Balai Desa Mliwis. Kegiatan tersebut diikuti total 23 peserta ibu hamil yang sebelumnya telah mengikuti kelas antenatal serta beberapa tambahan peserta baru. Senam kehamilan tersebut merupakan kegiatan hasil implementasi dari anjuran pentingnya latihan fisik bagi ibu hamil. Diharapkan nantinya ibu hamil dapat melaksanakan latihan fisik misalya senam secara mandiri dari tempat tinggal masing-masing.

Whats-App-Image-2022-08-12-at-13-17-11

Penulis : Azizah Miratul Qulub
Dosen Pembimbing KKN : Dr. Khairul Anam, S.Si., M.Si
Lokasi KKN : Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali